Fakta-fakta Terkait Ledakan Chernobyl Ukraina, Jadi Bencana Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

- 25 Februari 2022, 18:25 WIB
Salah satu ruangan di wilayah yang terdampak ledakan nuklir Chernobyl, jadi bencana nuklir terburuk sepanjang sejarah. /Pixabay/Wendelin_Jacober
Salah satu ruangan di wilayah yang terdampak ledakan nuklir Chernobyl, jadi bencana nuklir terburuk sepanjang sejarah. /Pixabay/Wendelin_Jacober /
 
ZONABANTEN.com - Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait ledakan nuklir di Chernobyl, Ukraina. Saat ini tempat itu menjadi situs bencana nuklir terburuk di dunia.

Bahkan setelah bertahun-tahun penelitian ilmiah dan penyelidikan yang dilakukan pemerintah, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang kecelakaan Chernobyl salah satunya mengenai dampak kesehatan jangka panjang yang akan ditimbulkan oleh kebocoran radiasi besar-besaran bagi mereka yang terpapar.

DI MANAKAH LOKASI CHERNOBYL?

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl terletak sekitar 81 mil (130 kilometer) utara ibukota Ukraina, Kyiv, dan sekitar 12 mil (20 km) selatan perbatasan dengan Belarus.
 
Baca Juga: Bansos PBI Itu Apa? Program yang Disinggung Deddy Corbuzier dan Dirut BPJS Terkait Kondisi Miris Pak Ogah

Pembangkit ini terdiri dari empat reaktor yang dirancang dan dibangun selama tahun 1970-an dan 1980-an.
 
Sebuah reservoir buatan manusia yang berukuran sekitar 8,5 mil persegi (22 km persegi) dialiri oleh sungai Pripyat yang dibuat untuk menyediakan air pendingin untuk reaktor.

Kota Pripyat yang didirikan pada tahun 1970 jadi kota terdekat ke pembangkit listrik yang berjarak kurang lebih 3 km dan menampung hampir 50.000 orang pada tahun 1986.
 
Kota yang lebih kecil dan lebih tua, Chernobyl, berjarak sekitar 15 km, terletak jauh dan menjadi rumah bagi sekitar 12.000 penduduk.
 

Pembangkit Chernobyl menggunakan empat reaktor nuklir RBMK-1000 yang dirancang Soviet, sebuah desain yang sekarang diakui secara universal memiliki kualitas yang buruk.

Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, reaktor RBMK memiliki desain tabung tekanan yang menggunakan bahan bakar uranium dioksida U-235 yang diperkaya untuk memanaskan air, menciptakan uap yang menggerakkan turbin reaktor dan menghasilkan listrik,

Di sebagian besar reaktor nuklir, air juga digunakan sebagai pendingin dan untuk memoderasi reaktivitas inti nuklir dengan menghilangkan kelebihan panas dan uap, menurut Asosiasi Nuklir Dunia.
 
Tapi RBMK-1000 menggunakan grafit untuk memoderasi reaktivitas inti dan untuk menjaga reaksi nuklir terus menerus terjadi di inti.
 

APA YANG TERJADI SELAMA LEDAKAN NUKLIR?

Menurut Komite Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom (UNSCEAR) ledakan itu terjadi pada 26 April 1986 saat dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin yang mengakibatkan bencana besar.

Tim operator berencana menguji sistem kelistrikan dan akhirnya mereka mematikan sistem kontrol utama dan paling berpengaruh sehingga bertentangan dengan peraturan keselamatan.
 
Hal ini menyebabkan reaktor mencapai tingkat yang sangat tidak stabil dan berdaya rendah.

Reaktor 4 telah dimatikan sehari sebelumnya untuk melakukan pemeriksaan pemeliharaan sistem keamanan selama potensi pemadaman listrik.
 
 
Meskipun masih ada beberapa ketidaksepakatan mengenai penyebab sebenarnya dari ledakan itu, secara umum diyakini bahwa yang pertama disebabkan oleh kelebihan uap dan yang kedua dipengaruhi oleh hidrogen.

Ledakan terjadi pada pukul 01:23 dan menghancurkan reaktor 4 yang memicu ledakan api.
 
Puing-puing radioaktif komponen bahan bakar dan reaktor menghujani area tersebut sementara api merambat dari gedung perumahan reaktor 4 ke gedung-gedung yang berdekatan.

Asap dan debu beracun dibawa oleh angin yang bertiup, membawa produk fisi dan inventaris gas mulia dari gas yang tidak berbau dan tidak berwarna ini ke seluruh tempat.
 

Ledakan itu awalnya menewaskan dua pekerja pabrik dan beberapa jam setelah kecelakaan beberapa pekerja ikut terkena dampak dan meninggal.
 
Selama beberapa hari berikutnya, kru darurat berusaha mati-matian untuk menahan kebakaran dan kebocoran radiasi, namun jumlah kematian meningkat karena pekerja pabrik menyerah pada penyakit radiasi akut.

Api dapat dipadamkan sekitar pukul 5 pagi, tetapi api berbahan bakar grafit yang dihasilkan membutuhkan waktu 10 hari dan diturunkan 250 petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan.
 
 
Sangat disayangkan, emisi beracun tambahan terus terbawa ke atmosfer selama 10 hari.

Saat itu, banyak warga yang mengeluhkan muntah-muntah, sakit kepala, dan tanda-tanda penyakit radiasi lainnya.
 
Pejabat menutup area hingga 30 km di sekitar pabrik pada 14 Mei dan mengevakuasi 116.000 penduduk lainnya.
 
Dalam beberapa tahun ke depan, 220.000 lebih penduduk disarankan pindah ke daerah yang kurang terkontaminasi.
 

Dua puluh delapan pekerja di Chernobyl meninggal dalam empat bulan pertama setelah kecelakaan itu, termasuk beberapa pekerja terpaksa menuju ke tingkat radiasi yang mematikan untuk mengamankan fasilitas dari kebocoran radiasi lebih lanjut.

Dalam tiga bulan setelah kecelakaan Chernobyl, total 31 orang meninggal karena paparan radiasi atau efek langsung lainnya dari bencana.
 
Sebanyak 20.000 kasus kasus kanker tiroid didiagnosis pada pasien yang berusia di bawah 18 tahun pada tahun 1986.
 
Baca Juga: Dari Tokyo hingga New York, Demonstran Penuhi Kedutaan Rusia, Kecam Tindakan Rusia

Namun rupanya menurut laporan peneliti, efek kesehatan lainnya yang terkait langsung dengan kebocoran radiasi Chernobyl lebih rendah daripada yang ditakutkan sebelumnya.

Beberapa ahli telah mengklaim bahwa ketakutan yang tidak berdasar pada keracunan radiasi menyebabkan penderitaan yang lebih besar daripada bencana yang sebenarnya.
 
Misalnya, banyak dokter di seluruh Eropa Timur dan Uni Soviet menyarankan wanita hamil untuk melakukan aborsi untuk menghindari melahirkan anak dengan cacat lahir atau kelainan lain.
 

Tak lama setelah kebocoran radiasi,pohon-pohon di hutan di sekitar pabrik mati akibat radiasi tingkat tinggi.
 
Wilayah ini kemudian dikenal sebagai 'Hutan Merah' karena pohon-pohon yang mati berubah warna menjadi cerah merah.
 
Pohon-pohon itu akhirnya dibuldoser dan dikubur di parit untuk mengurangi tingkat radiasi.

Reaktor yang rusak itu dengan cepat ditutup dalam sarkofagus beton yang untuk menahan sisa radiasi yang keluar atau menguap.
 
Namun, ada perdebatan ilmiah intens yang sedang berlangsung tentang seberapa efektif sarkofagus ini di masa depan.
 
Baca Juga: Ibarat Simon 'The Tinder Swindler' dari India, Pria Ini Berhasil Nikahi dan Tipu 27 Wanita Sekaligus!

CHERNOBYL HARI INI
Saat ini, wilayah tersebut termasuk dalam zona eksklusi dan layaknya kota mati hanya dipenuhi dengan berbagai satwa liar yang tumbuh subur tanpa campur tangan manusia.

Populasi serigala, rusa, lynx, berang -berang, elang, babi hutan, rusa besar, beruang, dan hewan lainnya yang berkembang pesat.
 
Meskipun demikian, beberapa efek radiasi seperti pohon yang tumbuh pendek di zona radiasi,  dan hewan-hewan juga miliki tingkat radiasi yang tinggi dalam tubuh mereka.
 
Baca Juga: Potong Kuku di Hari Jumat Ternyata ada Aturan Sunahnya, Begini Urutannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

Daerah tersebut telah pulih sampai batas tertentu, tetapi masih jauh dari kembali normal.
 
Daerah-daerah di luar zona eksklusi, orang-orang mulai bermukim kembali. Turis terus mengunjungi situs tersebut, dengan tingkat kunjungan melonjak 30% hingga 40% berkat seri HBO 2019 berdasarkan bencana.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x