Dengan Gladiator, Mengapa Orang Romawi Menikmati Kematian Sebagai Olahraganya?

- 22 Februari 2022, 19:04 WIB
Dengan Gladiator, Mengapa Orang Romawi Menikmati Kematian Sebagai Olahraganya? /Pixabay/barskefranck
Dengan Gladiator, Mengapa Orang Romawi Menikmati Kematian Sebagai Olahraganya? /Pixabay/barskefranck /
 
ZONABANTEN.com - Bangsa Roma dahulu kala sangat menikmati olahraga yang meliputi kekerasan untuk banyak alasan, seperti diketahui dari Science ABC.
 
Gladiator, merupakan olahraga atau permainan dari bangsa Romawi kuno yang akan berakhir dengan kematian karena itulah aturan dan budaya yang dipegang bangsa tersebut kala itu.
 
Paradoks kekerasan dan kesenangan sudah ada sejak sejarah mencatat dahulu kala, tidak heran drama yang bertema kekerasan seperti Squid Game menjadi series yang paling banyak ditonton tahun 2021 di Netflix. 
 
 
Sama seperti olahraga yang bertema darah, Squid Game juga dirancang dengan daya tarik yang tidak wajar. Ini menunjukkan kematian adalah hukuman setelah kalah dalam permainan.
 
Yang menarik dari permainan gladiator kuno adalah kemewahan dan skala permainan mereka.
 
Menyelenggarakan acara gladiator adalah pertunjukan kekayaan dan kemegahan bagi kaisar Romawi.
 
Bangsa Romawi membangun Colosseum, yakni arena bertarung di mana lebih dari 60.000 penonton akan menyaksikan manusia membunuh atau dibunuh.
 
 
Colosseum arena bertarung para Gladiator yang saat ini masuk dalam 7 keajaiban dunia UNESCO. /Pixabay/jdegheest
Colosseum arena bertarung para Gladiator yang saat ini masuk dalam 7 keajaiban dunia UNESCO. /Pixabay/jdegheest
 
Jadi, mengapa orang Romawi menikmati kematian sebagai olahraga?
 
Memenangkan pertempuran di arena adalah masalah prestasi besar bagi seorang gladiator, serta menguntungkan secara finansial seperti popularitas dan hadiah yang terbaik dari kaisar 
 
Gladiator adalah petarung profesional di Roma Kuno yang akan bertarung satu sama lain sampai mati di arena. 
 
Tawanan perang, budak, dan penjahat selalu menjadi peserta dalam olahraga ini sebagai bentuk eksekusi publik, jika berakhir menang mereka bisa hidup.
 
 
Olahraga darah Romawi ini menarik bagi kelas atas dan bawah. Untuk kelas yang lebih tinggi, itu adalah cara untuk menimbulkan rasa takut dan kontrol.
 
Bagi kelas atau kelompok bawah, itu sebagai pembuktian bahwa walaupun memiliki kasta rendah mereka dapat membuktikan keahlian bertarungnya di arena Colosseum.
 
Orang Romawi sangat sadar akan kematian sehingga mereka diajari untuk tidak takut mati dan lebih memilih cara kematian yang 'keren' untuk menutup hidup mereka.
 
Tingkat kematian tinggi di Roma kuno akibat permainan Gladiator menjadi pilihan terbaik daripada mati kelaparan atau karena penyakit. 
 
 
Tak hanya sebagai bentuk prestasi, bangsa Romawi kuno meyakini permainan yang berakhir dengan kematian, darahnya sebagai persembahan yang dapat menyenangkan arwah orang-orang yang telah meninggal sebelumnya. 
 
Menyaksikan gladiator menyerahkan hidup mereka dengan cara yang paling mengerikan juga menjadi penghibur bagi para kaum elit. Mengapa? Karena nyawa orang kelas bawah tidak penting bagi kalangan atas bahkan mereka hampir tidak dianggap manusia.
 
Tidak hanya itu, banyak kaisar Romawi memiliki sifat yang sangat keras dalam diri mereka. 
 
 
Seperti Kaisar Caligula akan mengirim gladiator yang membuatnya iri ke dalam lubang pertempuran yang akan menghabisi mereka atau melenyapkannya. 
 
Kaisar Commodus, yang pernah menjadi gladiator, mengikat orang-orang di arena yang kehilangan kaki mereka, membentuk satu gambar ular raksasa dari tubuh mereka dan menembak mereka untuk hiburan.
 
Selain itu sejarawan percaya bahwa olahraga darah Romawi ini membantu mendorong kedekatan di antara orang-orang, seperti para penonton yang akan memberi isyarat melalui gerakan ibu jari mereka apakah nyawa gladiator yang hilang harus diselamatkan atau tidak.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Science ABC


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x