Otopsi menyatakan bahwa kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan serangan jantung, yang terpicu akibat infeksi jamur dan juga stres.
Menurut walikota Edwin Elorde, ia telah menderita penyakit selama beberapa minggu sebelum kematiannya.
“Ia tidak mau makan semenjak bulan lalu dan kami menyadari perubahan warna dalam kotorannya," ucapnya.
Baca Juga: Obat Antivirus COVID-19 Movfor Mulai Diedarkan
Selain itu, anggota staf juga menyadari kembung yang tidak wajar di perut reptil raksasa tersebut, menurutnya.
Kini, mayatnya ditampilkan di Museum Nasional Sejarah Alam Filipina, Manila, setelah diawetkan dengan taksidermi. Sejarahnya tetap dikenang meskipun dia telah tiada. ***