Kisah Lolong, Buaya Air Asin Terbesar yang Jadi Bintang Kebun Ekowisata Filipina Setelah Memakan Manusia

- 18 Februari 2022, 21:45 WIB
Diduga telah memakan rakyat, Lolong menjadi buaya terbesar di penangkaran sebelum kematiannya pada tahun 2013
Diduga telah memakan rakyat, Lolong menjadi buaya terbesar di penangkaran sebelum kematiannya pada tahun 2013 /Pixabay

Selain itu, ia menjadi tersangka utama dalam kasus hilangnya kerbau di daerah tersebut.

Meskipun memiliki sejarah yang mengerikan, hewan predator tersebut dijadikan pusat dari sebuah taman ekowisata untuk spesies rawa.

Lolong disimpan di dalam Bunawan Ecopark and Wildlife Reservation Center yang berlokasi di Barangay Consuelo.

Taman tersebut mengenakan biaya masuk sebesar 20 peso atau 5,5 ribu rupiah untuk dewasa, dan 15 peso atau 4,1 ribu rupiah bagi anak-anak.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin COVID–19 dan Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalaminya?

Uang yang didapatkan digunakan untuk mendukung proses pemeliharaan taman dan juga sebagai biaya makanan Lolong.

Aktivis organisasi non-pemerintah Animal Kingdom Foundation Inc., sempat bekerja sama dengan People for the Ethical Treatment of Animals dalam mendesak pemerintah daerah untuk mengembalikan hewan karnivora itu ke habitatnya.

Usulan tersebut ditentang oleh warga Barangay dan juga walikota Bunawan, Edwin Elorde, dengan alasan bahwa ia akan mengancam penduduk di sekitar sungai.

Baca Juga: Ini Fakta Unik Buah Pisang untuk Manfaat di Setiap Tingkatan Kematangannya

Sayangnya, Lolong meninggal pada Februari 2013 lalu. Ia ditemukan dalam posisi terbalik dengan perut kembung di dalam kandangnya.

Halaman:

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah