Presiden Negara Kecil Ini Berani Tegur AS: Kami Bukan Jajahan Anda, Jauhi Urusan Internal Kami

- 18 Februari 2022, 20:08 WIB
Presiden El Salvador Nayib Bukele.
Presiden El Salvador Nayib Bukele. /NDTV.COM
 
ZONABANTEN.com - Presiden salah satu negara kecil di Amerika Tengah telah berani menegur Amerika Serikat karena mencampuri urusan internal mereka.
 
Presiden El Salvador Nayib Bukele meminta para senator AS untuk menjauh dari "urusan dalam negeri" negaranya, dilansir Reuters pada 17 Februari 2022.
 
Dia mengeluarkan pernyataan itu setelah para senator AS menyerukan penyelidikan keputusan El Salvador mengadopsi bitcoin.
 
 
El Salvador merupakan negara pertama di dunia yang mengadopsi cryptocurrency untuk penggunaan resmi dan alat pembayaran sah di negara mereka.
 
Dengan begitu, bitcoin telah sejajar dengan dolar AS di El Salvador. Namun, keputusan itu menuai kritik keras dari Dana Moneter Internasional (IMF).
 
Senator AS Jim Risch, Bill Cassidy dan Bob Mendez juga meminta penyelidikan atas risiko ekonomi yang dihadapi AS akibat adopsi bitcoin tersebut.
 
Mereka meminta Departemen Luar Negeri AS menyerahkan laporan implementasi bitcoin itu untuk menilai risiko yang ditimbulkannya terhadap ekonomi AS.
 
 
Namun, Bukele telah menegaskan agar para senator tersebut tidak mencampuri urusan internal negaranya dalam penggunaan bitcoin.
 
"Ok boomers...," kata Bukele dalam sebuah tweet, merujuk kepada generasi "baby boomer" yang lebih tua. 
 
"Anda memiliki 0 yurisdiksi atas negara yang berdaulat dan merdeka," tulis presiden berusia 40 tahun itu.
 
"Kami bukan jajahan Anda, halaman belakang Anda atau halaman depan Anda. Jauhi urusan internal kami," ujarnya.
 
"Jangan mencoba mengendalikan sesuatu yang tidak bisa Anda kendalikan," katanya Bukele menegaskan.
 
 
Para senator AS itu mengungkapkan ketakutan atas fakta bahwa mengadopsi bitcoin dapat melemahkan kebijakan sanksi pemerintah AS dan meningkatkan aktivitas organisasi kriminal.
 
"Kebijakan baru ini berpotensi melemahkan kebijakan sanksi AS, memberdayakan aktor jahat seperti China dan organisasi kriminal terorganisir," kata mereka.
 
"Undang-undang bipartisan kami mencari kejelasan yang lebih besar tentang kebijakan El Salvador," ucap para senator dalam sebuah pernyataan.
 
Sementara pemerintah El Salvador sendiri telah dipertanyakan oleh para ekonom dan oposisi karena menolak bertanggung jawab dalam proses pembelian dan pengelolaan dana tersebut.
 
 
Sejauh ini, mereka diketahui telah berhasil mendapatkan sekitar 1.801 bitcoin sejak September 2021. 
 
Hubungan diplomatik antara El Salvador dan AS pun telah memburuk setelah Gedung Putih secara terbuka mengecam kasus korupsi di pemerintahan Bukele dan eskalasi tindakan untuk mengumpulkan kekuasaan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x