MAKIN PANAS! Presiden Rusia Murka, Tuduh Amerika Gunakan Ukraina Hanya Sebagai ‘Alat’ Kepentingan

- 2 Februari 2022, 11:42 WIB
Vladimir putin menuduh Amerika ikut campur dalam insiden konflik Rusia dengan ukraina demi suatu kepentingan
Vladimir putin menuduh Amerika ikut campur dalam insiden konflik Rusia dengan ukraina demi suatu kepentingan /Pexels

ZONABANTEN.com - Ketegangan Rusia dengan Ukraina makin memanas, sampai beberapa pihak negara lain juga terlibat.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia berharap Rusia dan bangsa barat akan menemukan solusi untuk krisis keamanan yang bergejolak di Ukraina.

Orang Nomor satu Rusia tersebut juga menuduh Washington menggunakan Kyiv sebagai "alat" untuk menahan Moskow.

Vladimir Putin mengatakan Kremlin sedang mempelajari tanggapan dari pihak Amerika dan NATO terhadap tuntutan keamanan Moskow Rusia, tetapi itu jauh dari memadai.

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara! Vladimir Putin Balik Tuduh AS Coba Ajak Perang Rusia

“Sudah jelas bahwa kekhawatiran mendasar Rusia akhirnya diabaikan,” kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban di Moskow

Pernyataan publik pertamanya selama berminggu-minggu tentang krisis, yang telah didorong oleh kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina.

Putin mengulangi tuntutan Rusia untuk jaminan keamanan yang mengikat secara hukum terhadap ekspansi NATO lebih lanjut, sebagaimana ZONABANTEN.com kutip dari laman Aljazeera pada 2 Februari 2022.

Serta penyebaran fasilitas serangan di dekat perbatasan Rusia, dan untuk kembalinya NATO ke posisi militer sebelum 1997.

“Tampaknya bagi saya bahwa Amerika Serikat tidak begitu peduli tentang keamanan Ukraina, tugas utama adalah menahan perkembangan Rusia,” kata Putin.

Baca Juga: Update Longsor Ekuador: Korban Jiwa Bertambah Menjadi 22, 47 Terluka

“Saya berharap pada akhirnya kita akan menemukan solusi, meski tidak sederhana,” imbuhnya.

Putin menggambarkan skenario masa depan yang potensial di mana Ukraina diterima di NATO dan kemudian berusaha untuk merebut kembali Semenanjung Krimea.

Semenanjung tersebut merupakan wilayah yang direbut Rusia pada tahun 2014.

Sementara itu, Orban pada hari Selasa mengatakan perbedaan antara Rusia dan NATO di Ukraina signifikan tetapi "dapat dijembatani".

Pemimpin Hungaria juga berpendapat bahwa sanksi terhadap Rusia kontraproduktif.

Ketegangan antara Rusia dan Barat telah mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak akhir Perang Dingin.

Usai Moskow baru-baru ini mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan negara Ukraina.

Baca Juga: Gedung Putih Hargai Langkah Spotify atasi Hoaks 

Para pemimpin Barat menuduh Moskow mempersiapkan invasi ke tetangganya dan memperingatkan konsekuensi berat jika menyerang.

Rusia menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang dan malah mengajukan proposal sendiri yang dikatakan akan meredakan ketegangan.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken pada hari Selasa mendesak Rusia untuk “segera” mengurangi ketegangan dan menarik pasukannya melalui panggilan telepon.

Lavrov mengatakan Washington telah menyetujui panggilan untuk diskusi lebih lanjut tentang tuntutan Moskow. "Mari kita lihat bagaimana keadaannya," katanya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sementara itu bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina.

Baca Juga: Argentina Memenangkan Pertandingan 1-0 Melawan Kolombia di Kualifikasi Piala Dunia Zona CONMEBOL

“Sangat penting bahwa Rusia mundur dan memilih jalur diplomasi, dan saya yakin itu masih mungkin,” kata Johnson pada konferensi pers dengan Zelenskyy.

Jonson juga mengungkapkan pasukan Rusia sebagai “bahaya yang jelas dan sekarang” bagi Ukraina.

Zelensky mengatakan "sanksi pencegahan" terhadap Rusia dapat mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut, ketika prospek Putin terkena sanksi secara pribadi meningkat.

“Jika Anda bertanya kepada saya, saya akan mengatakan bahwa mereka akan bekerja jika mereka diperkenalkan sebelum eskalasi,” kata pemimpin Ukraina itu.

Kemudian pada hari Selasa, Bloomberg melaporkan bahwa Amerika mengatakan kepada Rusia bahwa mereka bersedia mengizinkan Moskow untuk memverifikasi bahwa tidak ada rudal jelajah Tomahawk yang ditempatkan di pangkalan NATO di Rumania dan Polandia.

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara! Vladimir Putin Balik Tuduh AS Coba Ajak Perang Rusia

Washington secara terbuka menawarkan untuk membahas langkah-langkah pengendalian senjata dengan Moskow selama beberapa minggu terakhir.

Koresponden Al Jazeera Heidi Zhou-Castro mengatakan tawaran itu tampaknya merupakan "isyarat lain" dari Amerika untuk memperluas diplomasi dan meredakan situasi di Ukraina.

“Ini adalah jalan lain untuk melanjutkan pekerjaan diplomasi,” pungkasnya. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah