ZONABANTEN.com - Sudah hampir setahun negara Pagoda Emas, Myanmar, berada dalam kekuasaan pemerintahan junta militer.
Kantor HAM PBB menyatakan selama periode hampir satu tahun ini, setidaknya ada 1.500 orang Myanmar yang terbunuh akibat upaya brutal militer dalam menghancurkan perbedaan pendapat.
Ini adalah harga yang tinggi terkait nyawa dan kebebasan yang dibayarkan oleh rakyat Myanmar, seperti yang dikatakan kepala HAM PBB Michelle Bachelet.
Maka dari itu sebagai upaya menghentikan kekerasan dan memulihkan pemerintahan negara itu.
Michelle menekankan para pemimpin dunia untuk lebih menekan terhadap penguasa militer Myanmar.
Sementara kecaman yang hampir seluruh negara berikan terhadap kudeta di negara yang juga disebut Burma itu, Michelle berpendapat bahwa itu “tidak efektif” dan “tidak memiliki urgensi”.
“Sudah waktunya untuk upaya yang mendesak dan diperbarui untuk memulihkan hak asasi manusia dan demokrasi di Myanmar dan memastikan bahwa para pelaku pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia sistemik dimintai pertanggungjawaban,” kata Michelle.
Michelle ingin menegaskan dalam pernyataan itu bahwa PBB dan ASEAN tidak cukup meyakinkan agar pemimpin kudeta tersebut memberi akses kemanusiaan yang cukup.