Putra Mahkota Arab Saudi Bantah Terlibat, Saksi Mata Sebut Pembunuh Jamal Khashoggi Tinggal Di Villa Kerajaan

- 27 Januari 2022, 17:47 WIB
Pembunuh Suruhan Putra Mahkota Arab Saudi Tinggal di Villa Mewah, Jasad Jamal Khashoggi Malah Tak Ditemukan.
Pembunuh Suruhan Putra Mahkota Arab Saudi Tinggal di Villa Mewah, Jasad Jamal Khashoggi Malah Tak Ditemukan. /Instagram/@mbsalsaud1

ZONABANTEN.com - Pembunuh suruhan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikabarkan tinggal di sebuah villa mewah di kerajaan tersebut.

Sang Putra Mahkota pernah dituduh telah memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Turki pada 2018.

Hingga kini, mayat sang jurnalis yang dikenal sangat vokal mengkritik pemerintahan Arab Saudi itu tidak pernah ditemukan.

Namun, Mohammed bin Salman membantahnya dalam sebuah wawancara dengan jaringan media AS, CBS pada 2019, seperti dilansir Aljazeera pada 2020.

Baca Juga: Taeyong NCT Bicara Perjalanannya sebagai Trainee hingga Tujuan Untuk NCT

Dia membantah memerintahkan pembunuhan itu, tapi mengaku akan bertanggung jawab penuh atas kasus tersebut.

"Karena itu dilakukan oleh individu yang bekerja untuk pemerintah Arab Saudi," kata Mohammed bin Salman saat itu.

Melansir dari The Guardian, kini pembunuh jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi itu dilaporkan malah tinggal di villa meawah di Riyadh, ibu kota kerajaan tersebut.

Setidaknya tiga anggota regu pembunuh itu tinggal di villa mewah, seperti dilaporkan The Guardian pada Desember 2021.

Mereka malah tinggal dan bekerja di akomodasi bintang tujuh dalam kompleks keamanan yang dikelola pemerintah di Riyadh.

Baca Juga: 5 Makanan Terbaik untuk Menjaga Kelembapan Kulit secara Alami

Informasi ini diungkap oleh sumber yang terhubung dengan anggota senior intelijen Arab Saudi.

Para pembunuh itu diyakini tinggal di villa dan bangunan yang dikelola oleh Badan Keamanan Negara Arab Saudi, jauh dari tembok penjara.

Sumber tersebut telah berbicara dengan dua saksi yang mengaku telah melihat orang-orang tersebut.

Mereka mengatakan anggota keluarga sering mengunjungi para pria, yang dapat menggunakan gym dan ruang kerja di lokasi itu.

Sebelumnya ketiganya dilaporkan sudah dijatuhi hukuman oleh Kerajaan Arab Saudi melalui persidangan yang secara luas dikutuk sebagai penipuan.

Baca Juga: Apple Rilis iPhone 14 di Tahun 2022, Ini Dia Rumor Tanggal Perilisan dan Harganya

Hanya satu yang disebut namanya, yaitu Salah al-Tubaigy. Selain itu. beberapa menerima hukuman mati, tapi kemudian diubah jadi hukuman seumur hidup.

Salah al-Tubaigy diyakini sebagai ilmuwan forensik yang memotong-motong jenazah Jamal Khashoggi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Sumber tersebut mengkonfirmasi bahwa Salah al-Tubaigy adalah salah satu dari mereka yang terlihat di dalam fasilitas villa mewah tersebut.

Dua orang lainnya dalah Mustafa al-Madani dan Mansour Abahussein. Nama terakhir dituduh menjadi pemimpin operasi pembunuhan tersebut.

Sedang Mustafa al-Madani berperan sebagai mayat palsu untuk menciptakan tipu muslihat bahwa Jamal Khashoggi sempat meninggalkan konsulat sebelum dibunuh.

Baca Juga: Oh Jung Se Ditawari Main Drama Fiksi Ilmiah Bersama Lee Min Ho

Mustafa al-Madani dan Mansour Abahussein dikenal sebagai perwira intelijen yang dipekerjakan oleh keamanan negara.

Bos mereka, Abdul Aziz bin Mohammed Al-Howairini, juga telah terlihat bersama beberapa terdakwa, dan sering terlihat menggunakan gym di kompleks itu.

Kedua saksi mata dari sumber disebut telah mengunjungi kompleks tersebut beberapa kali dalam dua tahun terakhir.

Penampakan Salah al-Tubaigy, Mustafa al-Madani dan Mansour Abahussein diklaim terjadi pada akhir 2019 dan menjelang pertengahan 2020.

Kedua saksi mata pun mengatakan para pembunuh itu hidup santai dan tampak melakukan tugasnya secara normal.

Pengunjung, termasuk katering, tukang kebun, teknisi dan anggota keluarga, sering berkunjung kompleks tersebut, menurut sumber intelijen.

Laporan terbaru bahwa anggota regu pembunuh itu ternyata hidup bebas, kini semakin meragukan klaim Arab Saudi bahwa keadilan telah ditegakkan.

Baca Juga: Ikan Patin Sumber Lemak Baik bagi Kesehatan Tubuh dan Harga Terjangkau

Banyak pihak pula yang semakin meragukan klaim Arab Saudi untuk meminta pertanggungjawaban para pembunuh.

Apalagi, penasihat paling terpercaya Mohammed bin Salman, Saud al-Qahtani telah muncul kembali di istana kerajaan setelah tiga tahun bersembunyi.

Dia kini telah dibebaskan dari keterlibatan apa pun. Padahal, intelijen Barat meyakini dia telah mendalangi pembunuhan atas perintah Putra Mahkota.

Pada Desember 2019, setelah proses yang dirahasiakan, pengadilan Arab Saudi menghukum penjara lima orang, dan membebaskan tiga terdakwa dalam kasus itu.

Sebanyak lima orang dijatuhi hukuman mati, namun diampuni pada Mei 2020 oleh anak-anak Khashoggi dalam perdamaian yang ditengahi oleh Mohammed bin Salman.

Sampai sekarang, sedikit yang terungkap tentang keberadaan para pemain utama dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi tersebut.

Laporan terbaru bahwa para pembunuh menikmati kebebasan, sangat bertentangan dengan jaminan Kerajaan Arab saudi bahwa pelaku menghadapi hukuman berat.

Baca Juga: Arab Saudi vs Oman: Prediksi, Susunan Pemain, Pertandingan Terakhir, Head To Head, Berita Tim

Pada Desember 2021, seorang pria juga ditangkap polisi Prancis, yang awalnya diidentifikasi sebagai anggota tim sekunder pembunuh Jamal Khashoggi.

Dia adalah Khaled Aedh al-Otaibi yang ditangkap di Bandara Charles de Gaulle atas dasar surat perintah yang dikeluarkan oleh Turki.

Namun, kepolisian Prancis kemudian menyatakan penangkapan itu salah identitas. Meski begitu, Turki percaya dia dibebaskan karena alasan politik.

Salah satu sumber mengkonfirmasi pejabat Turki telah memastikan data yang mereka berikan kepada Interpol cocok dengan yang dikirim oleh polisi Prancis.

Baca Juga: Hubungan Arab Saudi dan Thailand membaik, Pasca 30 Tahun Sengketa Pencurian Permata

Pangeran Mohammed bin Salman sendiri diketahui sangat ingin mencegah pengungkapan lebih lanjut dari kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Ini diduga sebagai skenario yang mungkin terjadi jika salah satu pembunuh diekstradisi ke Turki dan diadili di pengadilan terbuka.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x