Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Undang PM Thailand Setelah Kasus Pencurian Berlian 33 Tahun Lalu

- 23 Januari 2022, 20:39 WIB
Usai Dibeli Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Newcastle United Bakal Pindah Latihan ke Arab Saudi. /Kolase Instagram/@mbsalsaud1 & @prayutofficial
Usai Dibeli Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Newcastle United Bakal Pindah Latihan ke Arab Saudi. /Kolase Instagram/@mbsalsaud1 & @prayutofficial /
ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengundang Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha untuk berkunjung, pekan depan.
 
Mohammed bin Salman dan PM Thailand akan melakukan pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak kasus pencurian berlian 33 tahun lalu, seperti dilaporkan Reuters.
 
Hubungan diplomatik Arab Saudi dan Thailand memanas menyusul pencurian berlian pada 1989 silam, yang kemudian dikenal dengan 'Blue Diamond Affair'.
 
Perhiasan itu dicuri seorang petugas kebersihan Thailand yang bekerja di istana seorang pangeran Arab Saudi.
 
 
Nilainya tak tanggung-tanggung, mencapai sekitar 20 juta Dolar AS, atau kini setara Rp286,6 miliar. Tak heran jika Arab Saudi marah besar.
 
Apalagi, sejumlah besar permata tersebut, di antaranya termasuk berlian biru yang sangat langka, belum ditemukan hingga saat ini.
 
Namun, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang berkuasa secara de facto sepertinya mulai menurunkan tensi negaranya terhadap Thailand.
 
PM Thailand Prayuth Chan-ocha akan memulai kunjungan dua hari ke Arab Saudi pada 25 Januari 2022, atas undangan Mohammed bin Salman sendiri.
 
 
"Kunjungan itu dilakukan di tengah konsultasi yang membawa pandangan lebih dekat tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama," demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
 
Kunjungan PM Thailand itu disebut bertujuan untuk mengoordinasikan masalah-masalah tersebut, meski tidak dijelaskan secara rinci.
 
Pencurian berlian tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di Thailand hingga saat ini.
 
Kasus itu pun sempat diikuti oleh kehancuran berdarah yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.
 
Setahun setelah kasus pencurian itu, tiga diplomat Arab Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah dalam satu malam.
 
 
Sebulan kemudian, seorang pengusaha Arab Saudi, Mohammad al-Ruwaili, yang menyaksikan salah satu pembunuhan itu, tiba-tiba menghilang.
 
Kemudian pada 2014, pengadilan pidana Thailand menolak kasus terhadap lima pria, termasuk seorang perwira polisi senior, yang dituduh membunuh Ruwaili atas barang berharga berupa batu mulia.
 
Thailand sendiri sangat ingin menormalkan hubungan dengan Kerajaan Arab Saudi pertikaian diplomatik selama tiga dekade tersebut.
 
Apalagi, Thailand telah kehilangan miliaran Dolar AS dalam pendapatan perdagangan dan pariwisata dari kunjungan wisatawan Arab Saudi.
 
Selain itu, Thailand juga kehilangan pekerjaan bagi puluhan ribu pekerja migran mereka di Arab Saudi.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x