Ngeri! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Sebut Pemimpin Tertinggi Iran Lebih Kejam dari Hitler

- 22 Januari 2022, 22:38 WIB
Ngeri! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Sebut Pemimpin Tertinggi Iran Lebih Kejam dari Hitler
Ngeri! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Sebut Pemimpin Tertinggi Iran Lebih Kejam dari Hitler /Instagram/@mbsalsaud1

ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikenal sangat anti dengan negara besar Islam lainnya, Iran.

Mohammed bin Salman memang diketahui berseteru dengan banyak negara Islam lainnya, meski dia merupakan pemimpin di Kerajaan Islam terbesar di dunia

Sang putra mahkota memang telah menciptakan banyak musuh dalam kelompok umat Muslim sendiri selama ini.

Mulai dari terlibat dalam perang saudara di Yaman, pertikaian dengan Turki, memblokade Qatar, hingga anti Iran dan kelompok Syiah.

Baca Juga: Tidak Main-Main, Putra Mahkota Arab Saudi Pernah Beli Pesiar Seharga 5,73 Triliun Di Tempat!

Dari para pemimpin ISIS, al-Qaeda, Hizbullah, dan Hamas, serta pemberontak Houthi Yaman, dan seluruh pemimpin ulama dan militer Republik Islam Iran.

Perang dingin dengan Iran telah dimulai Mohammed bin Salman sejak dia diangkat sebagai putra mahkota pada 2017.

Hingga kini, di mana sang pangeran telah berkuasa secara de facto seiring dengan menurunnya kesehatan Raja Salman, dia tetap terus menekan Iran.

Begitu pula, intervensi militernya yang sering brutal di Yaman melawan kelompok pemerontak Houthi yang didukung Iran.

Mohammed bin Salman bahkan pernah menyebut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei lebih kejam dari pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman Tega Singkirkan 11 Pangeran hanya Demi Hal Ini

Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic di Washington, AS pada 2018.

"Saya percaya pemimpin tertinggi Iran membuat Hitler terlihat baik," ucap Mohammed bin Salman saat itu.

"Hitler tidak melakukan apa yang coba dilakukan oleh pemimpin tertinggi (Iran)," kata pangeran yang kini berusia 36 tahun itu.

"Hitler mencoba menaklukkan Eropa. Pemimpin tertinggi (Iran) sedang mencoba untuk menaklukkan dunia," ujarnya.

"Mereka berdua adalah orang jahat. Dia (Ayatollah Khamenei) adalah Hitler dari Timur Tengah," kata Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Delapan Gempa Bumi Merusak guncang Kepulauan Talaud, Menurut Catatan Sejarah dari BMKG

Sang putra mahkota menuduh rezim Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Khamenei saat ini ingin menyebarkan ideologi ekstremis mereka.

Dia mengklaim ideologi ekstremis Syiah itu ingin disebarkan ke seluruh dunia sejak terjadinya revolusi Iran pada 1979.

Makanya, Mohammed bin Salman memasukkan Iran dalam kelompok kejahatan yang disebutnya dengan istilah 'Triangle of Evil'.

Kelompok 'Triangle of Evil' itu terdiri dari Iran, Ikhwanul Muslimin, dan kelompok teror Sunni.

Mereka dianggap sebagai musuh oleh kubu lainnya di Timur Tengah; Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Oman yang dipimpin Arab Saudi.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Dituduh Membunuh Raja Abdullah Demi Politik, Intelijen: Dia Berbahaya Bagi Bumi!

"Pertama di segitiga, kita memiliki rezim Iran yang ingin menyebarkan ideologi ekstremis mereka, ideologi ekstremis Syiah mereka," kata pangeran.

"Mereka percaya bahwa jika mereka menyebarkannya, Imam yang tersembunyi akan kembali lagi," ucap Mohammed bin Salman.

"Dia (Imam) akan memerintah seluruh dunia dari Iran dan menyebarkan Islam bahkan ke Amerika," ujarnya lagi.

"Mereka telah mengatakan ini setiap hari sejak revolusi Iran pada 1979. Itu ada dalam hukum mereka dan membuktikan dengan tindakan sendiri," katanya.

Ini mengacu pada tahun penting dalam sejarah Arab Saudi, di mana terjadi revolusi Iran dan pengepungan oleh Sunni terhadap Masjidil Haram di Mekah.

"Kami mencoba mengontrol dan mengatur pergerakan mereka. Tapi kemudian datang 1979, yang meledakkan segalanya," ucap Mohammed bin Salman lagi.

Baca Juga: Merasa Ditipu dan Rugi 591 M, Konsumen Minta Polisi Jadikan Tersangka Developer Apartemen 45 Antasari

"Revolusi Iran (menciptakan) rezim berdasarkan ideologi kejahatan murni. Sebuah rezim tak bekerja untuk rakyat, tapi melayani ideologi," katanya.

"Dan di kelompok Sunni (di Arab Saudi), para ekstremis mencoba meniru hal yang sama. Kami mengalami serangan di Mekah (di Masjidil Haram)," ujarnya.

Tetapi, Mohammed bin Salman menegaskan dirinya tak punya masalah dengan kelompok aliran manapun dalam Islam.

"Seperti yang saya katakan, Syiah hidup normal di Arab Saudi. Kami tidak punya masalah dengan Syiah," katanya lagi.

Baca Juga: Mengapa Pendidikan di Indonesia Buruk? Benarkah Nilai PISA Mempengaruhi Pendidikan Suatu Negara

"Kami memiliki masalah dengan ideologi rezim Iran. Masalah kami adalah, kami tidak berpikir mereka memiliki hak untuk mencampuri urusan kami," ucapnya.

Bahkan, Mohammed bin Salman ternyata sudah membayangkan jika sebuah perang antar negara-negara Islam bisa saja terjadi di Timur Tengah.

"Kami memiliki skenario perang di Timur Tengah sekarang. Ini sangat berbahaya bagi dunia," ujar Mohammed bin Salman menambahkan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: The Atlantic


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x