Hewan Hibrida Pertama Hasil Rekayasa Hayati Ditemukan, Seperti Apa Faktanya?

- 15 Januari 2022, 11:49 WIB
Live Science/Glenn Schwartz - Johns Hopkins University
Live Science/Glenn Schwartz - Johns Hopkins University /

ZONABANTEN.com - Hewan hibrida pertama hasil dari rekayasa hayati, ditemukan ilmuwan di wilayah Suriah Utara.

Analisa DNA yang diambil dari tulang hewan yang digali di Suriah Utara, akhirnya menjawab sumber era Mesopotamia kuno tentang hewan “kunga” yang digunakan untuk menarik kereta perang.

Setelah penelitian, ditemukan bahwa bangsa Mesopotamia menggunakan hibrida keledai jinak dan liar untuk menarik kereta perang pada 4.500 tahun lalu (500 tahun sebelum kuda dibiakan).

 Baca Juga: Indonesia dan Thailand akan Kembangkan Pil Anti Virus Molnupiravir Covid 19

“Dari kerangkanya, kami tahu mereka adalah hewan setara kuda, tetapi mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai biasa dan mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai liar Suriah,” kata Eva Maria Geigl, seorang co-author study, dari ahli genom Institut Jaques Monod di Paris kepada tim Live Science.

“Jadi mereka entah bagaimana berbeda, tetapi tidak jelas apa perbedaannya,” kata Eva lanjut menjelaskan.

Study mendapatkan bahwa kunga adalah hewan hibrida yang kuat, cepat, dan juga steril dari keledai betina domestik dan keledai jantan liar Suriah (onager).

Eva mengatakan bahwa hewan ini adalah hewan yang mahal dan berharga, dilihat dari proses pembiakannya yang agak sulit.

 Baca Juga: Universitas Indonesia Sebagai Sarana Pendidikan Tinggi Terbaik di Indonesia

Karena kunga adalah hewan hibrida seperti halnya bagal, hewan seperti ini biasanya harus diproduksi dari perkawinan keledai betina domestik dan keledai jantan liar yang harus ditangkap.

Ini adalah tugas yang sulit, karena keledai liar dapat berlari lebih cepat dari keledai biasa ataupun kunga, dan mereka tidak dapat dijinakan.

“Ini adalah hibrida paling awal sejauh yang kami tahu, dan mereka harus melakukannya setiap kali untuk setiap kunga yang diproduksi, jadi ini menjelaskan mengapa mereka begitu berharga,” kata Eva menjelaskan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah