Network
ZONABANTEN.com – Aksi protes di Sudan telah memasuki hari ke-11.
Dalam laporan terakhir, aksi protes yang menentang kudeta militer pada Oktober dan kesepakatan bulan lalu untuk mengembalikan Abdallah Hamdok sebagai perdana menteri, telah menelan empat orang korban.
Demonstrasi tersebut berujung ricuh saat terjadi bentrok antara para peserta aksi dan pasukan keamanan.
Padahal di hari sebelumnya, aksi protes berjalan dengan tertib. Namun pada Kamis, 30 Desember 2021 kemarin, bentrok pun pecah karena pasukan keamanan mencegah para demonstran yang ingin menyebrangi Jembatan Omdurman menuju pusat ibu kota Sudan, Khartoum.
Baca Juga: Terkait Omicron, WHO Sampaikan Kabar Baik Bagi yang Sudah Vaksin
Jembatan itu diblokir oleh pasukan keamanan. Satu kendaraan lapis baja pun telah disiagakan di sekitar lokasi aksi.
Menurut kantor berita Reuters, para demonstran dihujani oleh semburan gas air mata ketika hari sudah memasuki waktu petang.
Komite Sentral Dokter Sudan (CCSD) mengatakan lebih dari 200 orang terluka dan 52 tewas selama aksi protes di Sudan.
Sebagai dampak dari demonstrasi tersebut, Perusahaan Telekomunikasi Nasional Sudan pun memerintahkan untuk mematikan internet.
Baca Juga: Pelajar China di AS Berebut untuk Dapatkan Penerbangan Pulang di Tengah Kekacauan Perjalanan
