ZONABANTEN.com – Baru-baru ini tengah heboh tentang pengakuan beberapa siswa yang mengatakan bahwa mereka sering mendengar percikan air ketika sedang menjalani kelas online bersama profesor mereka.
Menurut laporan SBS ‘8 News’ pada 27 Oktober, insiden konyol ini terjadi selama kelas online di kampus ERICA Universitas Hanyang. Siswa mengalami insiden mandi tak terduga selama kuliah online minggu ke-9 profesor, yang hanya suara.
Seorang profesor di Universitas Hanyang tersebut tiba-tiba muncul di layar dengan tubuhnya benar-benar tenggelam dalam air di tengah-tengah kelas online bersama para siswanya yang sontak membuat para siswanya terkejut.
Baca Juga: Terdengar Bunyi Percikan Air, Seorang Profesor Terciduk Mengadakan Kelas Online saat Mandi
Meskipun seharusnya hanya suara, webcam profesor tiba-tiba menyala, dan para siswa terkejut dengan apa yang mereka lihat. Profesor itu berbaring di dalam bak berisi air.
Seorang siswa mengatakan protesnya kepada wartawan, "Kami tidak mendaftar ke kelas untuk mendengar seseorang mandi."
Menurut para siswa, profesor segera mematikan kameranya dan melanjutkan mengajar di kelas dengan acuh tak acuh seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Namun, para siswa dapat mendengar percikan air selama kuliah. Para mahasiswa menyatakan bahwa mereka berspekulasi bahwa ini bukan pertama kalinya profesor melakukan ini.
Hal ini karena siswa telah mendengar percikan air di kelas sebelumnya juga. Para siswa berbicara di antara mereka sendiri tentang suara air aneh yang terdengar selama kelas profesor ini.
Menanggapi beritanya yang tengah viral di media sosial lantaran pengakuan siswanya kepada wartawan, professor tersebut akhirnya mengirim sebuah permintaan maaf kepada para siswanya melalui email.
Profesor mengaku bahwa dirinya terpaksa melakukan hal tersebut karena kondisi kesehatannya yang sedang mengalami demam tinggi pasca menjalani vaksinasi COVID-19 pada saat itu, dan profesor juga mengaku bahwa dirinya terpaksa melakukan hal tersebut untuk menghindari cuti.
"Saya telah divaksinasi untuk COVID-19 dan mengalami demam tinggi. Saya memaksakan diri terlalu jauh untuk mencoba menghindari cuti." Kata profesor.
Sekolah mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan rapat komite pada 28 Oktober untuk mencari tahu fakta dan memutuskan apakah akan mengambil tindakan disipliner terhadap profesor.***