Sindrom Havana: Lebih dari 200 Kasus Terkonfirmasi Namun Penyebabnya Tetap Menjadi Misteri

- 21 Oktober 2021, 11:05 WIB
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat/Unsplash/Aaron Burden
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat/Unsplash/Aaron Burden /

ZONABANTEN.com - Sejak 2016, sejumlah diplomat AS dan pegawai federal telah melaporkan gejala penyakit misterius yang disebut Sindrom Havana.

Joseph Valdes Sosa, direktur Cuban Neurosciences Center, Kuba memberikan konferensi pers tentang gejala yang dilaporkan diplomat Amerika Serikat (AS) dan Kanada pada 2016 dan 2017.

Yang biasa disebut sebagai "Sindrom Havana," di Havana, Kuba.

Daftar gejalanya mulai dari mendengar suara keras, mual, kelelahan, dan migrain yang memusingkan.

Baca Juga: Wabah Salmonella di AS Dikaitkan dengan Bawang yang Diimpor dari Chihuahua, Meksiko

Penyebab penyakit misterius tersebut masih belum diketahui.

Tahun lalu departemen luar negeri menugaskan sebuah studi oleh National Academies of Sciences, di AS bagi para peneliti untuk menyelidiki Sindrom Havana.

Dr. David Relman, seorang profesor Stanford di AS yang memimpin penyelidikan.

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah bentuk radiasi gelombang mikro yang terjadi dalam bentuk berdenyut atau terputus-putus.

Dua ratus orang Amerika kini telah melaporkan kemungkinan gejala penyakit misterius yang disebut sindrom Havana.

Kemungkinan insiden sindrom Havana mungkin menjadi alasan perjalanan Wakil Presiden AS, Kamala Harris dari Singapura ke Vietnam yang tertunda selama beberapa jam.

Baca Juga: Penelitian Sebut Booster dengan Dosis Awal Masih Bekerja Melawan Varian Delta

Banyak pejabat AS dan keluarga mereka melaporkan gejala serupa yang dikenal sebagai sindrom Havana.

Beberapa mantan pejabat intelijen AS juga mengalami cedera otak seperti itu.

Saat ini pemerintah AS mengambil langkah untuk menangani penyakit misterius ini.

Pemerintah AS pertama kali secara terbuka mengakui kasus yang dilaporkan diplomat AS dan pejabat intelijen di Havana, Kuba.

Tetapi baru-baru ini kasus juga dilaporkan di India dan Austria, di Kedutaan Besar Kolombia di Bogota.

Baca Juga: Gunung Aso di Jepang Selatan Meletus, Kepulan Asap ke Langit Setinggi 3,5 Kilometer

Hal itu merupakan sesuatu yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kasus-kasus tersebut.

Baik masa lalu maupun sekarang untuk menghentikannya terjadi di masa depan.

Hal utama yang diperhatikan adalah memastikan perawatan medis yang tepat waktu.

Musim panas ini Direktur CIA di AS, Bill Burns mengatakan untuk membantu para korban dan mencari tahu apa yang menyebabkan penyakit ini berada di urutan teratas daftarnya.

Sementara beberapa waktu lalu, Presiden Biden menandatangani Havana Act, untuk memberikan dukungan keuangan kepada diplomat dan pejabat federal lainnya yang menderita cedera otak saat bekerja.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: NPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x