Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Dapat Kecaman Atas Isu Genosida, Aktivis HAM: No Genocide Games

- 20 Oktober 2021, 07:03 WIB
ilustrasi olimpiade.Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Dapat Kecaman Atas Isu Genosida, Aktivis HAM: No Genocide Games
ilustrasi olimpiade.Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Dapat Kecaman Atas Isu Genosida, Aktivis HAM: No Genocide Games /Reuters
ZONABANTEN.com – Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang dilaksanakan di Stadion Panathenaic dijaga ketat, pada 19 Oktober 2021. 
 
Saat ini sedang dilaksanakan penerimaan nyala api Olimpiade di Stadion Panathenaic sebagai serangkaian acara pembukaan Olimpiade mendatang. 
 
Pada Minggu lalu, telah dilaksanakan upacara singkat di dalam stadion Olympia Kuno, yang dulu pernah menjadi tuan rumah olimpiade modern pertama kali pada 1896. 
 
Dalam acara tersebut, Wakil Presiden Olimpiade Beijing Yu Zaiqing menyalakan lentera merah kecil dari api yang dinyalakan. 
 
 
Lentera tersebut nantinya akan tiba di ibukota China pada hari Rabu. Setelah itu, akan dimulai acara estafet obor domestik yang berakhir dengan upacara pembukaan Olimpiade pada 4 Februari mendatang. 
 
Beijing akan menjadi kota pertama yan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin. 
 
“Mari kita bertemu di pertemuan es dan salju, mari kita berlari menuju masa depan bersama yang lebih cerah. Kami berharap dapat bertemu Anda di Beijing untuk Olimpiade Musim Dingin 2022,” ungkap Yu. 
 
Yu menambahkan bahwa api olimpiade tersebut adalah sebagai simbol semangat, perdamaian serta persahabatan dan akan dibawa menyebar ke Tembok Raksasa dan melintasi beberapa wilayah di China. 
 
Sementara itu, di Athena tengah sedang ramai aktivis hak asasi manusia yang menyerukan boikot pelaksanaan Olimpiade akibat catatan hak asasi manusia China. 
 
Dalam upacara di Stadion Olympia Kuno, aktivis Tibet menerobos barisan polisi untuk berdemonstrasi tepat saat api dinyalakan. 
 
Polisi Yunani lantas memutus akses ke stadion beberapa jam sebelumnya dan mengepung dengan sejumlah tim keamanan. 
 
Aktivis demonstrasi tersebut membentangkan spanduk yang bertuliskan “No Genocide Games” dan bendera Tibet beberapa meter dari tempat obor dinyalakan. 
 
Dalam sebuah Konferensi Pers yang dilaksanakan pada hari Selasa, aktivis hak asasi manusia telah mendesak pemerintah dan atlet du seluruh dunia untuk memboikot Olimpiade Beijing. 
 
Mereka mengatakan tidak bisa menoleransi genosida yang dilakukan oleh Beijing. 
 
Di Yunani, aksi kecaman terhadap Olimpiade Beijing sudah dilakukan sejak tiga hari lalu. Di Monumen Acropolis terjadi aksi demonstrasi dengan spanduk bertuliskan “Bebaskan Hong Kong”.
 
Dua orang yang terlibat dalam kejadian tersebut telah ditangkap, sedangkan beberapa orang ditahan di Olympia. 
 
Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali meminta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menunda pelaksanaan olimpiade dan mengganti tempat pelaksanaan olimpiade. 
 
Akan tetapi, aktivis tersebut dapat menoleransi apabila China mengakhiri genosida terhadap Uyghur dan kelompok minoritas Muslim lainnya. 
 
“Kami berada di Athena untuk memberi tahu masyarakat internasional bahwa Olimpiade sedang diserahkan ke negara yang secara aktif melakukan genosida,” ujar Zumretay Arkin, aktivis Uyghur-Kanada dalam sebuah konferensi pers. 
 
Pihak berwenang China telah dituduh memfasilitasi kerja paksa dengan menahan sekitar satu juta warga Uyghur dan minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp sejak 2016. 
 
Sementara itu, China membantah bahwa pihaknya telah melakukan genosida terhadap warga Uyghur. China mengatakan bahwa pihaknya sedang mendirikan pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme.***
 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x