Studi di India Ungkap Ketahanan Antibodi COVID-19, Terjadi Penurunan Dalam 4 Bulan

- 15 September 2021, 14:04 WIB
Studi di India Ungkap Ketahanan Antibodi COVID-19, Terjadi Penurunan Dalam 4 Bulan
Studi di India Ungkap Ketahanan Antibodi COVID-19, Terjadi Penurunan Dalam 4 Bulan /Pixabay @WiR_Pixs

ZONABANTEN.com – Program vaksinansi telah digencarkan di berbagai pelosok dunia, khususnya negara yang terdampak COVID-19.

Vaksinasi adalah sebagai upaya pencegahan resiko gejala yang parah hingga kematian dari jangkitan virus Corona.

India melakukan studi terkait ketahanan antibodi COVID-19 pada 614 petugas kesehatan di  India. Mereka mengungkapkan bahwa terjadi penurunan secara ‘signifikan’ dalam antibodi COVID-19 untuk menangkal serangan virus.

Penurunan terjadi secara bertahap dalam kurun waktu 4 bulan semenjak suntikkan dosis pertama diberikan.

Baca Juga: Pfizer Resmi Memulai Produksi Vaksin COVID-19 untuk Anak Berusia 5 Sampai 11 Tahun

Dalam penelitian ini, melibatkan dua vaksin utama COVID-19 yang digunakan di India, yaitu Covishield, versi berlisensi dari suntikkan AstraZeneca dan Covaxin vaksin yang dikembangkan di dalam negeri.

Keputusan Pemerintah India akan penggunaan vaksin booster seperti yang dilakukan beberapa negara Barat nantinya akan berpegang pada hasil studi ini.

Dalam studinya, India menjelaskan bahwa kemampuan untuk melawan penyakit masih tetap ada, meskipun antibodi pada orang yang telah divaksin mengalami penurunan yang signifikan.

Hal ini disebabkan oleh perlindungan substansial kemungkinan masih difungsikan oleh sel-sel memori dalam tubuh. Sehingga, perlindungan dari penyakit masih tetap ada.

Direktur Lembaga Pemerintah yang melaksanakan penelitian ini menyampaikan secara langsung akan hal tersebut.

Baca Juga: Diwajibkan Mendapat Vaksin Covid-19, Beberapa Petugas Kesehatan di Kanada Lebih Memilih Berunjuk Rasa

Seperti dikutip dari Reuters oleh Pikiran-Rakyat.com,

“Setelah enam bulan, kami akan dapat memberi tahu anda dengan lebih jelas apakah dan kapan booster akan dibutuhkan,” kata Sanghamitra Pati dari Pusat Penelitian Medis Regional, yang berbasis di kota timur Bhubaneswar.

Sanghamitra juga mendesak studi penelitian serupa dilakukan pada berbagai bidang sebagai pegangan data di India.

Selain itu, peneliti Inggris sempat mengatakan bahwa perlindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca mengalami pemudaran dalam waktu 6 bulan.

Rekan sejawat belum meninjau hasil dari studi India ini, namun telah diterbitkan di platform pracetak Research Square.

Baca Juga: Komentar Deddy Corbuzier pada Postingan Santri Antri Vaksin Disorot, Netizen: Stop Nyinyir

Pejabat kesehatan mengungkapkan sebanyak 944 juta orang dewasa di India telah di prioritaskan untuk dosis vaksin booster, meskipun saat ini mereka sedang melakukan studi yang mempelajari tentang perkembangan dosis vaksin booster.

Telah tercatat lebih dari 60 persen dari mereka telah menerima setidaknya satu dosis vaksin dan 19 persen membutuhkan dua dosis vaksin.

India juga telah melaporkan bahwa total kematian di negaranya mencapai 4443.213 jiwa dan total kasus COVID-19 sebanyak 33,9 juta kasus.

Laporan ini mengindikasikan bahwa kasus dan kematian COVID-19 di India telah turun tajam sejak puncaknya pada awal Mei lalu, yaitu 400.000 infeksi COVID-19 di India.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah