Sekolah Mulai Dibuka Kembali, Siswa First Nation Kanada Terpaksa Mengulang Kelas Karena Tidak Adanya Internet

- 13 September 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi enam daerah di Provinsi Jawa Barat akan menggelar PTM atau Pembelajaran Tatap Muka./
Ilustrasi enam daerah di Provinsi Jawa Barat akan menggelar PTM atau Pembelajaran Tatap Muka./ /Pixabay


ZONABANTEN.com - Ketua dan dewan Shamattawa First Nation membuat keputusan sulit untuk menutup satu-satunya sekolah cadangan November lalu setelah wabah COVID-19 menghancurkan komunitas Manitoba utara yang terpencil.

Mereka berharap pembatalan kelas untuk sekitar 500 siswa di Sekolah Kisemattawa Kiskinwahamakew Kamik tersebut akan bersifat sementara.

Tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah kasus selama berminggu-minggu, mereka menyadari bahwa anak-anak mereka lebih aman di rumah.

Terakhir kali siswa berada di kelas, 1.100 komunitas menangani lebih dari 300 kasus virus, sehingga memaksa sekolah untuk diubah menjadi pusat isolasi alternatif.

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Alberta Kanada Meningkat, Perawat Diminta Lembur Wajib

Minggu lalu, sekitar 10 bulan kemudian, siswa mulai diperbolehkan kembali ke kelas.

"Saya tahu anak-anak sangat bahagia," ujar Eric Redhead, sang Kepala.

"Saya pikir mereka merasa normal kembali ke masyarakat dan ke dalam kehidupan mereka." ujar Redhead menambahkan.

Redhead mengatakan, infeksi COVID-19 terakhir terjadi di masyarakat sekitar dua bulan lalu.

Redhead juga menyatakan bahwa departemen terpaksa pendidikan akhirnya menahan siswa untuk naik ke kelas berikutnya.

"Tidak ada cukup waktu di kelas untuk meloloskan semua orang," kata Redhead.

Shamattawa, terletak sekitar 745 kilometer barat laut Winnipeg, berurusan dengan rumah yang penuh sesak, sistem air yang tidak dapat melayani seluruh masyarakat dan layanan internet yang tidak memadai.

Pembelajaran virtual bukanlah sebuah pilihan, ujar Redhead, karena koneksi internet yang tidak dapat diandalkan dan kurangnya komputer atau tablet di rumah.

Dia mengatakan dia yakin keputusan untuk menahan siswa adalah keputusan yang baik mengingat situasinya.

"Saya pikir tidak adil bagi anak-anak untuk mengharapkan mereka belajar sendiri." ujar Redhead.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Kanada Diprediksi Meningkat, Peneliti Ingatkan Resiko Kesehatan Masyarakat

Redhead juga mengatakan, sebagian besar, orang tua memahami keputusan tersebut.

Sekolah berencana untuk melanjutkan dengan langkah-langkah keamanan, termasuk penggunaan masker wajib di dalam ruangan, jarak sosial, pemeriksaan suhu dan upaya sanitasi yang sering. Tetapi Redhead mengatakan komunitas akan menutup sekolah lagi jika ada wabah COVID-19 lainnya.

Redhead khawatir tentang bagaimana hal itu akan mempengaruhi keberhasilan akademik siswa dan berharap pemerintah federal berikutnya, setelah pemilihan 20 September nanti, akan menjadikan internet yang dapat diandalkan untuk komunitas utara dan pedesaan sebagai prioritas.

Komunitas Manitoba utara lainnya juga menahan beberapa siswanya setelah wabah COVID-19.

Pihak militer dipanggil untuk membantu dan tiga sekolah terpaksa ditutup.

Greg Halcrow, direktur pendidikan Pimicikamak Cree Nation, atau Cross Lake, mengatakan para guru berusaha mengirim paket pekerjaan rumah tetapi siswa tetap tertinggal tanpa adanya internet yang dapat diandalkan sebagai pengganti pembelajaran di kelas.

Departemen pendidikan datang dengan rencana kurikulum ganda untuk tahun ajaran 2021-22.

Untuk bagian pertama tahun ini, ujar Halcrow, siswa akan mengulang kurikulum untuk kelas sebelumnya kemudian pindah ke kurikulum untuk kelas saat ini untuk paruh kedua tahun ini.

"Saya pikir itu akan menjadi tantangan, tapi itu adalah sesuatu yang kami mampu atasi dan membuat anak-anak ini kembali ke jalur yang seharusnya," ujar Halcrow.

Tapi itu berarti 55 siswa yang seharusnya lulus harus mengulang kelas 12 hingga Januari, katanya.

Baca Juga: Diduga Terkontaminasi Virus Hepatitis A, Beberapa Merk Makanan Kaleng di Kanada Ditarik dari Pasar

Para siswa yang lulus kemudian akan memiliki kesempatan untuk memasuki masa transisi sebelum menuju ke post-secondary schools  pada musim gugur 2022.

"Ini tidak semua malapetaka dan kesuraman," ujar Halcrow. "Ada peluang yang muncul dengan sendirinya. Begitulah cara kami mendekati tahun ini."

Garden Hill First Nation, yang terletak sekitar 600 kilometer timur laut Winnipeg, telah mengatakan pada Mei bahwa mereka harus menahan siswa karena pandemi.

Ernie McDougall, yang baru-baru ini diangkat sebagai direktur baru pendidikan untuk komunitas, tidak akan mengkonfirmasi apakah itu masih berlaku untuk tahun ajaran 2021-2022. Dia mengatakan langkah itu masih dibahas di departemen pendidikan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: CTV News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x