Google Bertindak Atas Taliban Karena Usik Jejak Email Pemerintah Afghanistan

- 4 September 2021, 20:03 WIB
Ilustrasi Google / Unsplash Solen Feyissha
Ilustrasi Google / Unsplash Solen Feyissha /

ZONABANTEN.com - Dilansir dari Reuters bahwa terdapat sekitar 2 lusin badan pemerintah Afghanistan yang menggunakan server Google untuk menangani email resmi, seperti kementerian keuangan, industri, pendidikan tinggi, dan pertambangan.

Bahkan kantor protokol kepresidenan Afghanistan juga tercatat menggunakan layanan Google seperti yang dilakukan oleh beberapa badan pemerintah daerah.

Database dan email dari pemerintah yang berkuasa sebelumnya dapat memberikan informasi penting untuk Taliban. Seperti informasi tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, sekutu-sekutu, dan mitra asing.

"Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata (untuk Taliban)," ujar Chad Anderson, seorang peneliti keamanan intelejen internet dari perusahaan DomainTools, seperti yang dikutip dari Reuters.

Baca Juga: ‘We Fought Until the Last Moment’: Perjuangan Pilot Afghanistan Melawan Rasa Takut yang Mematikan

"Bahkan hanya dengan mendapatkan daftar karyawan di Google Sheet akan menjadi masalah besar," imbuhnya.

Atas kekhawatiran tersebut, Google bertindak dengan mengunci akses sejumlah akun email milik pemerintahan Afghanistan untuk sementara waktu.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat 3 September 2021, Google Alphabet Inc mengonfirmasi bahwa akun pemerintahan Afghanistan dikunci untuk sementara waktu dan mengatakan bahwa perusahaan sedang memantau situasi di Afghanistan.

Seorang mantan pegawai pemerintahan Afghansitan yang disamarkan namanya, memberikan pernyata kepada Reuters bahwa Taliban sedang berusaha untuk mendapatkan email-email mantan pejabat.

Baca Juga: Filipina akan Mencabut Larangan Perjalanan COVID-19 di 10 Negara Termasuk Indonesia

Akhir bulan lalu, karyawan tersebut mengatakan bahwa Taliban telah memintanya untuk mengirimkan data yang disimpan di server kementerian tempatnya bekerja.

"Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan layanan komunikasi resmi milik pimpinan kementerian sebelumnya.

Namun karyawan tersebut tidak mengindahkan permintaan Taliban dan pergi untuk bersembunyi.

Atas hal tersebut Reuters sengaja tidak mengidentifikasi karyawan tersebut dan tempatnya bekerja demi keselamatannya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah