Lubang Hitam Buktikan Kebenaran Teori Einstein, Para Astronom Terus Meneliti untuk Temukan Mekanisme Koronanya

- 31 Juli 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi lubang hitam.
Ilustrasi lubang hitam. /PIXABAY/David Mark



ZONABANTEN.com - Para ilmuwan secara langsung mengamati pembelokan cahaya dari balik lubang hitam untuk pertama kalinya.

Peristiwa Itu adalah fenomena yang telah diprediksi oleh Albert Einstein dalam teori relativitasnya.

Namun, sekarang para ilmuwan dapat secara langsung melihat fenomena yang membenarkan teori sang fisikawan terkenal tersebut.

“Setiap cahaya yang masuk ke lubang hitam itu tidak keluar, jadi kita seharusnya tidak dapat melihat apa pun yang ada di balik lubang hitam itu,” ujar Dan Wilkins, astrofisikawan Universitas Stanford, yang melakukan pengamatan tersebut, dalam sebuah rilis berita.

“Alasan yang membuat kita dapat mengamati peristiwa itu adalah karena lubang hitam membelokkan ruang, membelokkan cahaya, dan memutar medan magnet di sekitarnya.” ujar Wilkins menegaskan.

Baca Juga: Ahli Internasional Tekan China Untuk Selidiki Teori Kebocoran Laboratorium Sebagai Sumber Awal Covid-19

Wilkins, bersama rekan-rekannya dari Belanda dan Kanada, menerbitkan temuan mereka di jurnal Nature pada hari Kamis.

Mereka menggunakan teleskop NuSTAR milik NASA dan teleskop XMM-Newton milik European Space Angency untuk mengamati lubang hitam di pusat galaksi I Zwicky 1, yang terletak 800 juta tahun cahaya jauhnya.

Melalui teleskop tersebut, Wilkins mengamati suar sinar-X terang yang segera diikuti oleh kilatan sinar-X yang lebih kecil yang datang dalam segelintir warna berbeda. Para peneliti menyimpulkan bahwa kilatan cahaya X-ray sekunder yang lebih kecil sebenarnya telah membengkok dari belakang lubang hitam.

Bagaimana cahaya dapat dibelokkan di sekitar lubang hitam? Para peneliti mengatakan itu ada hubungannya dengan ‘corona’ (korona) lubang hitam tersebut.

Partikel gas membentuk piringan di sekitar lubang hitam saat partikel ini tersedot masuk. korona terbentuk ketika partikel gas ini dipanaskan hingga jutaan derajat.

Baca Juga: Terbongkar! Teori Konspirasi tentang John Wilkes Booth, Sang Pembunuh Presiden AS Abraham Lincoln

Karena panas yang terjadi, partikel-partikel ini kehilangan elektron dan menjadi bermuatan magnet saat berubah menjadi plasma.

Tetapi kekuatan tarikan lubang hitam mematahkan medan magnet yang dihasilkan oleh partikel plasma, yang menyebabkan munculnya sinar-X.

“Medan magnet ini terikat dan kemudian mendekati lubang hitam memanaskan segala sesuatu di sekitarnya dan menghasilkan elektron energi tinggi yang kemudian menghasilkan sinar-X,” ujar Wilkins.

Suar sinar-X tersebut kemudian memantulkan piringan di sekitar lubang hitam, menciptakan apa yang oleh para peneliti digambarkan sebagai "gema sinar-X." Gaya gravitasi dari lubang hitam memungkinkan gema sinar-X membelok di sekitar lubang hitam dan melarikan diri, menciptakan warna berbeda yang diamati Wilkins melalui teleskop.

"Lima puluh tahun yang lalu, ketika astrofisikawan mulai berspekulasi tentang bagaimana medan magnet mungkin berperilaku dekat dengan lubang hitam,” ujar Roger Blandford, salah seorang rekan penulis makalah dan profesor fisika partikel Universitas Stanford, dalam sebuah rilis berita.

Baca Juga: Berbeda Dengan Menlu AS, China Harapkan Taliban Dapat Stabilkan Afghanistan

“Mereka tidak tahu bahwa suatu hari kita mungkin memiliki teknik untuk mengamati ini secara langsung dan melihat teori relativitas umum Einstein beraksi," ujar Blandford menegaskan.

Para peneliti masih tidak yakin bagaimana korona dapat menghasilkan suar sinar-X yang terang.

Langkah mereka selanjutnya adalah menggunakan teleskop sinar-X yang disempurnakan dari Badan Antariksa Eropa untuk terus mempelajari cara kerja korona.

“Teleskop ini memiliki cermin yang jauh lebih besar daripada yang pernah kita miliki pada teleskop sinar-X dan itu akan memungkinkan kita mendapatkan tampilan resolusi lebih tinggi dalam waktu pengamatan yang jauh lebih singkat,” ujar Wilkins.

“Jadi, gambaran yang mulai kami dapatkan dari data saat ini akan menjadi lebih jelas dengan observatorium baru ini.” ujar Wilkins menambahkan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: CTV News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x