Profesor Maarten Ambaum, yang mengerjakan proyek khusus ini mengatakan kepada BBC awal tahun ini bahwa UEA memiliki awan yang cukup untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya hujan.
Teknologi ini menggunakan drone untuk melepaskan muatan listrik ke awan, yang membantu tetesan air untuk bergabung dan saling menempel membentuk presipitasi.
'Ketika tetesannya menyatu dan cukup besar, mereka akan jatuh sebagai hujan,' kata Profesor Ambaum.
Pada tahun 2017, pemerintah UEA menyediakan $15 juta untuk sembilan proyek penambah hujan yang berbeda.
Baca Juga: Bitcoin Bergairah Lagi, Elon Musk Kirim Sinyal Akan Balik Gunakan Sebagai Alat Pembayaran Tesla
Diantaranya adalah teknologi penyemaian awan lain yang meluncurkan rudal garam ke awan dari pesawat.
Apakah penyemaian awan efektif untuk meningkatkan curah hujan, bagaimanapun,hal ini masih dalam penelitian. Banyak ilmuwan meragukan apakah itu memiliki dampak nyata pada tingkat curah hujan.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan dan Air UEA di tahun 2013, negara ini memiliki 33 pabrik desalinasi yang menyediakan 42 persen dari kebutuhannya.
Hujan yang dipicu melalui penyemaian awan diprediksi akan jauh lebih murah daripada air desalinasi, menurut Omar al-Yazeedi, kepala penelitian National Center of Meteorology (NCMS) Uni Emirat Arab.
***