Karena Kecilnya Penularan Covid-19 di Jepang, Perusahaan Kesulitan Tentukan Efektivitas Vaksin Lokal

- 14 Juni 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /pixabay/

ZONABANTEN.com - Di balik maraknya penggunaan vaksin Pfizer dan Moderna buatan AS di Jepang, sejumlah perusahaan domestik bekerja untuk mengembangkan alternatif.

Bio-venture AnGes Inc., yang berbasis di Prefektur Osaka, sedang melakukan uji klinis pada sekitar 500 orang dari vaksin yang menggunakan sebuah DNA sintesis.

DNA tersebut disintesis secara artifisial untuk membantu menciptakan antibodi untuk menyerang virus corona.

Shionogi & Co., sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Kota Osaka, telah melakukan uji klinis vaksin protein rekombinan pada 214 orang sejak Desember lalu.

Para peneliti secara artifisial menghasilkan bagian-bagian dari protein virus corona melalui rekombinasi genetik dan mengelolanya untuk menginduksi antibodi.

Baca Juga: Joe Biden Tegaskan Bantuan 500 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Dilakukan Tanpa Pamrih

Pada akhir Maret 2021, perusahaan farmasi yang berbasis di Tokyo, Daiichi Sankyo Co. memulai uji klinis vaksin mRNA pada 152 orang.

KM Biologics Co., pembuat vaksin yang berbasis di Prefektur Kumamoto, juga telah mulai menguji vaksin yang tidak aktif pada 210 orang.

Pengujian ini menggunakan partikel virus corona yang terbunuh untuk menciptakan respons kekebalan.

Bio-venture ID Pharma Co., yang berbasis di Tokyo, bertujuan untuk melakukan uji klinis vaksin vektor virus.

Mereka memproduksi dengan memasukkan sebagian gen virus corona ke dalam virus lain yang tidak berbahaya dengan teknologi rekayasa genetika.

Sejauh ini, Jepang memiliki kasus virus corona yang relatif sedikit, berdasarkan situs Statista, Jepang menduduki peringkat ke-34 sedunia dalam jumlah penularan Covid-19.

Fakta ini seringkali menyulitkan para peneliti untuk menilai kemanjuran vaksin pada tahap akhir pengujian.

Pengujian ini biasanya melibatkan sejumlah subjek yang menggunakan suntikan yang bisa berisi vaksin atau plasebo.

Subjek kemudian menjalani kehidupan mereka di masyarakat, namun, kemungkinan peserta terinfeksi di Jepang lebih rendah daripada di negara lain.

Baca Juga: Perusahaan AS dan Jepang Temukan Obat Alzhemier, Pemerintah AS Setujui Penggunaannya, Jepang Masih Menunggu

Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA), agensi yang menyaring obat-obatan baru di Jepang, memberikan solusi pada masalah ini.

Menurut mereka, satu pilihan bagi para pembuat vaksin untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan uji coba skala besar di luar negeri setelah menyelesaikan uji coba pendahuluan domestik pada sekelompok kecil orang.

Teshirogi Isao, presiden Shionogi & Co., mengumumkan pada 10 Mei bahwa perusahaannya juga telah mulai mengembangkan vaksin sebagai tanggapan terhadap varian virus corona yang menyebar dengan cepat.

Teshirogi mengatakan ini melibatkan fase awal budidaya protein dari informasi genetik varian. Dia berencana menggunakannya untuk menyelidiki metode mana yang paling berhasil.

Dia juga menekankan pentingnya vaksin dalam negeri, dengan mengatakan, “Jika varian unik untuk Jepang muncul, kami akan menghadapi kesulitan dalam menanganinya jika tidak ada pembuat vaksin di sini.”

Perusahaan farmasi internasional juga melakukan uji klinis di Jepang.

Pemerintah pusat telah menandatangani kesepakatan untuk membeli vaksin dari tiga perusahaan farmasi Eropa dan Amerika.

Dari jumlah tersebut, Pfizer mengajukan otorisasi di Jepang dengan memberikan data dari uji klinis yang dilakukan di luar negeri, serta dari uji klinis skala kecil yang dilakukan di Jepang. Pada bulan Februari, Pfizer diberikan otorisasi untuk vaksin mRNA, yang sekarang digunakan di Jepang.

Baca Juga: 31 Link SBMPTN, Pengumuman LTMPT, dan Keluh Kesah Pejuang Universitas Favorit di Indonesia

Sementara itu, Takeda Pharmaceutical Co. Jepang melakukan uji klinis domestik terhadap vaksin mRNA perusahaan AS Moderna.

Persetujuan terhadap penggunaan vaksin itu diberikan  pada 21 Mei, Vaksin tersebut sudah digunakan sejak 24 Mei.

Perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca melakukan uji klinis vaksin vektor virusnya di Jepang. Itu juga disetujui pada 21 Mei.

Takeda Pharmaceutical sedang melakukan uji klinis domestik untuk vaksin protein rekombinan perusahaan biotek AS Novavax.

Uji klinis juga sedang berlangsung di Jepang untuk opsi buatan AS lainnya seperti vaksin vektor virus dari Johnson & Johnson.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: NHK statista


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x