Badan PBB untuk Palestina, UNRWA, Menarik Perwakilannya di Gaza Usai Hadapi Ancaman Karena Dinilai Bela Israel

- 4 Juni 2021, 15:39 WIB
Perserikatan Bangsa Bangsa
Perserikatan Bangsa Bangsa /Clker-Free-Vector-Images/Pixabay


ZONABANTEN.com – Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan telah memanggil kembali perwakilannya di Gaza setelah menghadapi ancaman atas pernyataan yang dituduh memuji “kecanggihan besar” Israel dalam melakukan serangan presisi selama perang Gaza bulan lalu.

UNRWA, yang menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan penting lainnya di wilayah itu, mengatakan pada Kamis, 3 Juni 2021, bahwa pihaknya sangat prihatin tentang ancaman tersebut.

Menurut laporan,  direktur UNRWA, Matthias Schmale, dan wakilnya telah dipanggil kembali ke markas UNRWA di Jerusalem timur untuk berdiskusi.

Dalam sebuah wawancara dengan TV Channel 12 Israel bulan lalu, Schmale ditanya tentang pernyataan pejabat Israel bahwa serangan udara yang dilakukan selama perang 11 hari dengan penguasa militan Hamas di wilayah itu sangat tepat.

Baca Juga: Berantas Wabah Serangan Tikus, Australia Merencanakan Perang Biologis dan Penggunaan Racun Berbahaya

"Saya bukan ahli militer tetapi saya tidak akan membantahnya," jawab Schmale dikutip ZONABANTEN.com dari AP.

Ia menambahkan bahwa ada "kecanggihan besar" dalam cara Israel menyerang sasaran. Tetapi dia juga mengatakan rekan-rekannya menyebut bahwa serangan itu jauh lebih ganas dalam dampaknya daripada perang Gaza tahun 2014.

Schmale kemudian menyatakan penyesalan atas pernyataan itu dan mengatakan kematian warga sipil tidak dapat diterima.

"Banyak orang tewas atau terluka parah oleh serangan langsung atau kerusakan tambahan akibat serangan," tulisnya di Twitter.

“Di tempat berpenduduk padat seperti Gaza, serangan apa pun akan memiliki efek merusak yang sangat besar pada orang dan bangunan,” lanjutnya.

Pernyataan Schmale diedarkan secara luas di media Israel dan online, dan oleh para pendukung Israel pernyataan tersebut digunakan sebagai dukungan atas perilaku mereka.

Hal itu memicu kemarahan di antara orang-orang Palestina.

Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza selama perang 11 hari, di mana Hamas dan kelompok militan lainnya menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel.

Baca Juga: Youtuber Ini Santet Online Orang Israel yang Tidak Mencintai Palestina

Sedikitnya 254 orang tewas di Gaza, termasuk 67 anak-anak dan 39 wanita menurut kementerian kesehatan Gaza.

Hamas telah mengakui kematian 80 militan. Dua belas warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel, bersama dengan satu tentara.

UNRWA menyediakan layanan penting untuk sekitar 5,7 juta pengungsi di Tepi Barat yang diduduki, Gaza, Yordania, Lebanon dan Suriah. Mereka termasuk orang-orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari wilayah yang diklaim oleh Israel.

Badan ini memberikan bantuan makanan dan layanan penting lainnya di Gaza, yang telah berada di bawah blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan saingan Palestina pada 2007.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2 juta adalah pengungsi terdaftar. Pada puncak perang, sekitar 70.000 warga Gaza berlindung di sekolah-sekolah naungan UNRWA.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah