Serangan Israel ke Gaza Untungkan Benjamin Netanyahu

- 21 Mei 2021, 10:59 WIB
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. /Reuters/Gali Tibbon

Bennett menyatakan langkah itu dilakukan demi kepentingan negara pada saat krisis.

Rekonsiliasi mendadak antara Netanyahu dan Bennett mungkin mengejutkan, tetapi masuk akal secara politis.

Bagaimanapun juga, Netanyahu dan Bennett memiliki ideologi yang sama.

Keduanya telah mengadvokasi aneksasi sepihak bagian-bagian Tepi Barat, ujar Ishay, sementara itu, implikasinya bermanfaat bagi perdana menteri.

"Dengan memprioritaskan persepsinya tentang ancaman nasional atas perbedaan politiknya dengan Netanyahu, Bennett dapat menghidupkan kembali koalisi Likud dan sangat melemahkan blok anti-Netanyahu," ujar Ishay.

Namun, Bennett juga menyadari bagaimana krisis saat ini memengaruhi negosiasi yang diajukan ke titik di mana jabatan kementerian telah dialokasikan di "blok perubahan".

Untuk mendapatkan mayoritas yang diperlukan, koalisi perlu menyertakan suara warga Palestina di Israel di Knesset. 

Mengingat kerusuhan antara orang Yahudi Israel dan warga Palestina di Israel, skenario seperti itu menjadi tidak terbayangkan, dengan kedua partai Arab pada dasarnya ditempatkan pada posisi di mana mereka tidak dapat mendukung pemerintah Israel yang mencakup pasukan sayap kanan.

Baca Juga: Meroket! Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar, 21 Mei 2021

Menurut Ishay, seruan Bennett untuk penempatan tentara Israel di tempat-tempat yang dihuni oleh orang-orang Palestina di Israel membuat Daftar Bersatu Arab, juga dikenal sebagai Raam, tidak mungkin mendukung kebijakan ini.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah