Militer Israel awalnya menggambarkan senjata yang ditembakkan sebagai rudal permukaan-ke-udara, yang biasanya digunakan untuk pertahanan udara terhadap pesawat tempur atau rudal lainnya.
Itu bisa menunjukkan rudal Suriah telah menargetkan pesawat tempur Israel tetapi meleset dan terbang dengan tidak tepat.
Namun, Dimona berada sekitar 300 kilometer di selatan Damaskus, jarak yang jauh untuk rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan secara keliru.
Kantor berita SANA yang dikelola pemerintah Suriah mengatakan empat tentara terluka dalam serangan Israel di dekat Damaskus, yang juga menyebabkan beberapa kerusakan.
Baca Juga: Abaikan Sanksi Internasional, Kim Jong Un Siapkan Senjata Nuklir
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan rudal atau komentar dari Iran.
Tetapi pada hari Sabtu, surat kabar Kayhan menerbitkan artikel opini oleh analis Iran Sadollah Zarei yang menyarankan fasilitas Dimona Israel menjadi sasaran setelah serangan terhadap Natanz.
Reaktor Dimona secara luas diyakini sebagai inti dari program senjata nuklir yang tidak diumumkan. Israel tidak membenarkan atau menyangkal memiliki persenjataan nuklir.
Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir dan telah menentang upaya pimpinan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Dengan dorongan Israel, Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada tahun 2018.