Arkeolog Mesir Temukan Kota Emas Luxor yang Hilang Berusia 3.400 Tahun dari Masa Kejayaan Firaun Akhenaten

- 15 April 2021, 11:47 WIB
Arkeolog Mesir Kuno Temukan Kota Firaun di Dekat Luxor, Begini Kisahnya
Arkeolog Mesir Kuno Temukan Kota Firaun di Dekat Luxor, Begini Kisahnya /Antara

 

ZONABANTEN.com – Arkeolog Mesir menemukan situs sebuah kota kerajaan berusia 3.400 tahun yang diduga dibangun pada masa kerajaan Firaun Akhenaten, ayah dari Firaun Tutankhamun.

Penemuan tersebut dikabarkan dalam sebuah pengumuman pada 9 April 2021, dan dijuluki sebagai "kota emas Luxor yang hilang".

Para ahli menyebut penemuan ini akan menimbulkan antusiasme, spekulasi, dan kontroversi.

Karena kota ini pertama kali ditemukan pada bulan September tahun lalu, para arkeolog hanya menggali permukaan dari situs yang luas itu.

Baca Juga: Selebriti Dunia Yang Ikut Rayakan Ramadhan AdaSupermodel Bella Hadid Sampai Riz Ahmed

Baca Juga: Kelola Lima Pasar, Disperindag Kota Tangerang Selatan Kebut Kualitas Pelayanan

Menurut para ahli, tingkat pengawetan yang ditemukan dalam penemuan tersebut sejauh ini telah membuat para peneliti terkesan.

"Ini adalah penemuan yang sangat penting," kata Peter Lacovara kepada Reuters. Lacovara adalah direktur Badan Dana Warisan dan Arkeologi Mesir Kuno yang berpusat di Amerika Serikat. seperti dikutip ZONA BANTEN dari ANTARA.

Situs ini berasal dari era firaun dinasti ke-18 Amenhotep III, yang memerintah antara sekitar 1386 dan 1353 SM dan memimpin era kekayaan, kekuasaan, dan kemewahan yang luar biasa.

Situs penggalian ini mengangkangi lama dan baru di daerah yang terkenal dengan kekayaan arkeologisnya.

Di sebelah utara terdapat kuil kamar mayat abad ke-14 SM Amenhotep III, dan di selatan ada Medinet Habu, kuil kamar mayat yang dibangun hampir dua abad kemudian untuk Firaun Ramses III.

Baca Juga: Covid-19 Dapat Menular Lewat Plasenta, Ahli Irlandia Sarankan Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi Ikut Vaksinasi

Baca Juga: Pemkot Bogor Cetak Prestasi, Raih Penghargaan Perencanaan Daerah Tingkat Provinsi Jawa Barat

Para arkeolog menduga jarak antara kedua tempat itu mungkin adalah situs struktur kamar mayat di mana orang-orang Tutankhamun akan meletakkan makanan dan barang-barang penguburan yang mereka tawarkan kepadanya ketika dia meninggal sekitar 1325 SM.

Sebaliknya, mereka menemukan sesuatu yang sangat berbeda: dinding bata lumpur berliku-liku setinggi sembilan kaki dan tumpukan artefak kuno dari era Amenhotep III.

Bangunan dikemas dengan barang-barang sehari-hari, banyak di antaranya terkait dengan produksi artistik dan industri yang mendukung ibu kota firaun.

Ada rumah tempat para pekerja mungkin pernah tinggal, toko roti dan dapur, barang-barang yang berkaitan dengan produksi logam dan kaca, bangunan yang tampaknya terkait dengan administrasi, dan bahkan pemakaman yang dipenuhi dengan kuburan batu.

Meskipun ukuran kota belum ditentukan, tanggalnya tertulis jelas berkat hieroglif pada berbagai benda.

Baca Juga: Pemkab Tangerang Luncurkan Layanan Panggilan Darurat Bebas Pulsa 112

Baca Juga: Sediakan Anggaran 20 Milyar, Pemkab Tangerang Targetkan Perbaiki Sanitasi di 150 Pondok Pesantren

Terdapat sebuah bejana berisi dua galon daging rebus bertuliskan tahun 37, yaitu sekitar masa pemerintahan Amenhotep III.

Scarab, batu bata, bejana, dan lainnya memiliki segel kerajaan Amenhotep III.

Menurut seorang profesor seni dan arkeologi Mesir di Universitas Johns Hopkins, Betsy Bryan, bangunan itu juga menggunakan nama putra Amenhotep III.

Bryan, yang tidak terlibat dalam penggalian, mengunjungi pada hari ketika para arkeolog menemukan langit-langit tanah liat kecil dengan tulisan hieroglif bertuliskan 'Aten ditemukan hidup di atas kebenaran'.

Ia juga mengatakan bahwa kota itu adalah bagian dari kompleks istana Amenhotep III di utara, yang diberi nama Nebmaatre atau "Aten yang Menyilaukan".

Baca Juga: Menhub Budi Karya Ajak Masyarakat Gunakan Transportasi LRT Jakarta

Menurut Salima Ikram, empat lapisan pemukiman yang berbeda di situs tersebut menunjukkan tanda kehidupan hingga era Bizantium Koptik dari abad ketiga hingga ketujuh Masehi.

Kemudian, dibiarkan begitu saja sampai penemuannya baru-baru ini.

Menurut Bryan, penemuan fenomenal ini dapat mengungkap sejarah tentang Amenhotep III, Akhenaten, dan keluarganya.

“Ini masih awal, tapi saya pikir kita akan melihat lebih banyak dan lebih banyak koneksi," ujarnya.

Meskipun kota yang baru ditemukan mungkin tidak memberikan petunjuk tentang misteri firaun pemberontak, itu akan melukiskan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan yang ditinggalkannya.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah