ZONA BANTEN - Perusahaan e-commerce asal China, Alibaba membuat kejutan ketika pendapatan kuartal ketiganya yang dirilis pada hari Selasa 2 Februari 2021 melampaui perkiraan Wall Street.
Alibaba ternyata diuntungkan dengan perubahan pola belanja masyarakat yang beralih ke belanja online karena situasi pandemi Covid-19
Peningkatan pendapatan ini menjadi angin segar bagi kerajaan bisnis milik Jack Ma setelah Pemerintah China memberikan tekanan yang serius dengan memaksa menangguhkan IPO blockbuster senilai $ 37 miliar untuk afiliasi keuangan Alibaba, Ant Group.
Baca Juga: Tilang Elektronik Bakal Diterapkan di Seluruh Indonesia, Kapolri dan Ketua MA Telah Bahas Soal Ini
Ma juga tampil di publik pertamanya dalam tiga bulan di bulan Januari lalu, yang membantu meredakan kekhawatiran investor dan meningkatkan nilai saham Alibaba.
Acara penjualan Hari Jomblo pasca-COVID-19 Alibaba menjadi acara belanja online terbesar di dunia yang melampaui penjualan liburan belanja AS Black Friday dan Cyber Monday dengan total penjualan $ 74 miliar pada November 2020 yang lalu.
Tercatat pendapatan perdagangan inti Alibaba naik 38% ke rekor tertinggi 195,54 miliar yuan pada kuartal tersebut seturut pasar ritel China yang mulai pulih dari krisis COVID-19.
Pendapatan dari penjualan e-commerce naik 37% menjadi 221,08 miliar yuan ($ 34,24 miliar) dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Desember 2020 ($ 1 = 6,4566 renminbi yuan Tiongkok).