Pejabatnya Clubbing Saat Pengetatan Covid-19, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga Meminta Maaf

- 27 Januari 2021, 14:36 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. /Instagram.com/@suga.yoshihide

ZONA BANTEN - Sejumlah Pejabat Jepang terlihat mengunjungi kelab malam (Clubbing) saat jepang melakukan pengetatan Covid-19.

Kelakuan buruk yang diperlihatkan pejabatnya yang tidak mematuhi aturan dengan mengunjungi kelab malam, membuat Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga meminta maaf.

Diketahui lonjakan Covid-19 di Jepang melakukan negara tersebut melakukan pengetatan setiap aktivitas.

Baca Juga: Demi Saingi TSMC, Samsung Investasi Lebih dari 10 Miliar Dollar untuk Bangun Pabrik Chip di AS 

Seluruh warga diminta untuk mengurangi kerumuman serta dianjurkan untuk tidak bepergian jika tidak ada urusan yang sangat penting.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyampaikan permintaan maaf kepada publik pada Rabu usai sejumlah pejabat parlemen dari koalisinya mengunjungi kelab-kelab malam.

Kelakuan tidak pantas pejabat Jepang tersebut terjadi saat pemerintah telah menyerukan agar masyarakat menghindari bepergian kecuali untuk urusan yang penting guna menekan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Fakta Alzheimer: Penyakit yang Tidak Ada Obatnya, tapi Bisa Dicegah 

Kabar ini menjadi gangguan lain bagi Suga, yang tingkat persetujuannya telah menurun akibat ketidakpuasan terkait upaya penanganan pandemi, yang disebut para kritikus terlalu lambat dan tidak konsisten.

"Saya sungguh meminta maaf karena ini terjadi di kala kami meminta orang-orang untuk tidak makan di luar selepas pukul 8 malam dan untuk menghindari bepergian yang tidak penting dan tidak mendesak," kata Suga pada parlemen.

"Setiap anggota parlemen seharusnya mengambil sikap untuk mendapatkan pemahaman publik."

Baca Juga: Jaehyun NCT Perankan Mahasiswa yang Ceria dan Cerdas untuk Drama 'Dear.M', Fans Antusias 

Bulan ini, Jepang mengeluarkan status darurat di Tokyo dan sejumlah area lain untuk meredam lonjakan drastis kasus Covid-19.

Langkah tersebut mencakup kebijakan yang mengharuskan restoran dan bar untuk tutup pada pukul 8 malam namun saat ini tak ada penalti yang berlaku bagi mereka yang tidak mematuhi aturan itu.

"Sikap saya ceroboh, di kala kami meminta orang-orang untuk bersabar," kata seorang anggota parlemen senior dari Partai Demokratik Liberal yang berkuasa, Jun Matsumoto, kepada wartawan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Asia Hadapi Ancaman Virus Nipah yang Miliki Tingkat Kematian Lebih Tinggi 

Matsumoto memberikan pernyataan itu menyusul laporan majalah Daily Shincho yang menyebut dia telah mengunjungi dua kelab malam di Ginza, yang merupakan area elit di Tokyo, setelah makan di sebuah restoran Italia pada Senin.

Kiyohiko Toyama, seorang anggota parlemen dari mitra junior koalisi Komeito, juga meminta maaf usai tabloid Shukan Bunshun melaporkan dia telah mengunjungi sebuah kelab malam mewah di Ginza hingga larut malam pada Jumat.

Para pengguna Twitter di Jepang menyuarakan rasa frustrasi mereka.

Baca Juga: Virus Nipah Mengancam Jadi Pandemi Baru di Tengah Wabah Covid-19 yang Belum Usai 

"Hanya masalah waktu sebelum kemarahan publik memuncak. Saya tidak mau pembayaran tunai sebesar 100.000 yen (sekitar 13,5 juta rupiah). Saya mau mereka berhenti!" kata salah satu pengguna.

"Mereka sungguh bodoh. Apakah mereka tidak memikirkan apa yang mereka lakukan dan bagaimana publik melihat mereka? Jika tidak, mereka tidak memenuhi syarat untuk menjadi wakil rayat," seru pengguna lain.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: REUTERS ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x