Tantangan Besar Joe Biden Usai Dilantik Jadi Presiden AS, Dari Covid-19 Hingga Perjanjian Nuklir

- 20 Januari 2021, 11:50 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Twitter @JoeBiden



ZONABANTEN.com - Joe Biden Akan resmi dilantik menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat (AS).

Rencananya pelantikan Joe Biden akan dilakukan pada tanggal 20 Januari 2021 seperti kebanyakan presiden AS sebelumnya yang dilantik pada 20 Januari.

Sebagai presiden AS banyak tantangan besar yang dihadapi presiden berusia 78 tahun tersebut.

Berbagai tantangan mulai dari Covid-19 hingga masalah emisi gas rumah kaca yang menjadi perhatian dunia.

Baca Juga: Dilantik Jadi Presiden AS Hari Ini, Berikut Rencana Joe Biden dalam 100 Hari Pertama Masa Jabatannya

Selain itu Peran AS yang telah mengundurkan diri dari perjanjian nuklir Iran juga menjadi perhatian pemerintahan Joe Biden.

"Dunia membutuhkan kepemimpinan AS dalam melawan Covid-19, kata Josep Borrel, seorang petinggi hubungan luar negeri Uni Eropa (EU).

Uni Eropa mendesak Presiden-terpilih Joe Biden untuk mengambil langkah usai pemerintahan Trump yang dikritik secara luas karena respons lambat terhadap pandemi Covid-19.

Dengan negara-negara maju mengambil jauh lebih banyak dosis dari berbagai vaksin virus corona dibandingkan negara-negara yang lebih miskin, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan semua tergantung kepada Amerika Serikat untuk mengambil kembali tempatnya sebagai "mesin dunia" dan membantu.

"Tahun ini, dunia akan menghadapi salah satu tantangan terbesar, yakni untuk memvaksin umat manusia. Upaya ini akan membutuhkan banyak solidaritas, banyak kerja sama dan cukup banyak sumber daya," kata Borrel menambahkan.

Baca Juga: Trump Tak Menyebut Nama Joe Biden di Pidato Perpisahannya & Enggan Menghadiri Pelantikan

Ini adalah krisis global pertama di mana kepemimpinan AS telah hilang dan dunia membutuhkan kepemimpinan Amerika," kata Borrell, menjanjikan dukungan EU kepada Washington.

Dalam pandemi Covid-19 yang telah menewaskan hampir 400.000 warga AS dan mengancam ekonomi AS, penanganan virus oleh Presiden Donald Trump telah dikritik di dalam negeri, melemahkan respons internasional yang luas.

Borrell juga mengusulkan pembangunan kembali hubungan trans-atlantik setelah era Trump, dan menggambarkan pendekatan 'America First' Trump sebagai pemerintahan melalui platform media sosial Twitter.

"Hanya dengan dua hal, AS kembali ke perjanjian iklim dan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dengan Iran, dunia akan jauh lebih baik dan lebih aman," katanya di hari terakhir Trump sebagai presiden.

"Setelah memerintah dengan mengunggah cuitan, mungkin kita bisa memerintah dengan cara komunikasi lain, menentukan posisi dan mempertimbangkan masalah dan kepentingan orang lain," kata Borrell dari kantornya di Komisi Eropa.

Baca Juga: Buntut Peluncuran Rudal Iran di Samudera Hindia, AS Pamerkan Pesawat Pengebom di Langit Timur Tengah

Sebelumnya Trump telah mengajukan untuk menarik Amerika Serikat, penghasil emisi gas rumah kaca bersejarah dan produsen minyak dan gas terkemuka, dari Perjanjian Paris pada November 2019.

Di bawah Presiden Barack Obama, Amerika Serikat telah menjanjikan pengurangan emisi gas rumah kaca AS sebesar 26 hingga 28 persen pada tahun 2025, dari tingkat 2005.

Borrell juga mengatakan Washington akan menghemat waktu dengan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran yang dihentikan Trump pada 2018, daripada berusaha merundingkan kesepakatan kontrol senjata baru.

Saat ditanya apa langkah pertama yang bisa diambil pemerintahan Biden, Borrell berkata: "Berhenti melayangkan ancaman sanksi terhadap semua pihak yang merupakan bagian dari hubungan ekonomi dengan Iran."

Pemerintah Uni Eropa, yang memuji perjanjian pada 2015 sebagai hal penting untuk menghentikan Iran membangun bom nuklir, mengatakan sanksi ekonomi Trump yang luas terhadap Iran telah memprovokasi Teheran untuk melanggar batasan kesepakatan.

Baca Juga: Peristiwa 20 Januari, 10 Presiden AS Dilantik Hingga Soeharto Larang Penerbitan 7 Surat Kabar

Borrell, seorang warga Spanyol dan veteran politik Eropa berusia 73 tahun, mengatakan dia akan mengundang calon Menteri Luar Negeri pemerintahan Biden, Anthony Blinken, ke pertemuan informal para menteri luar negeri Uni Eropa pada 4-5 Maret di Lisbon.

Pertemuan itu untuk memulai kembali kerja sama setelah empat tahun, di mana pemerintahan Trump berusaha mengesampingkan blok 27 negara itu.

Borrell membuat daftar masalah lain di mana Washington dan Brussels dapat membawa perubahan, termasuk dalam membentuk regulasi digital, serta terkait China.

Dia membela keputusan EU untuk menyetujui pakta investasi dengan Beijing pada akhir Desember, sebelum Biden menjabat, dan mengatakan hal tersebut tidak boleh dilihat sebagai kemenangan diplomatik dari China.

"Kami tidak berada dalam persaingan permanen (dengan China). Pada saat yang sama, merupakan mitra, kami harus berbagi, bekerja sama," katanya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: REUTERS ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah