Mengenang Junko Furuta, Gadis Jepang yang Diperkosa Lebih dari 400 Kali

- 4 Januari 2021, 15:30 WIB
Prosesi Pemakaman Junko Furuta
Prosesi Pemakaman Junko Furuta /

ZONABANTEN.com – Mengenang Junko Furuta, Gadis Jepang yang Diperkosa Lebih dari 400 Kali

Junko Furuta dulunya adalah sosok gadis populer.

Namun ternyata, tidak selamanya populer itu menyenangkan. 

Baca Juga: 45.868 Spesimen! Update Sebaran Virus Corona Covid-19 di 34 Provinsi Indonesia Senin 4 Januari 2021

Ya, kepopuleran Junko Furuta ternyata mengantarkannya menjadi korban penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan oleh remaja lelaki yang memiliki koneksi dengan Yakuza.

Gadis asal Misato, Prefektur Saitama dan sangat populer di sekolahnya SMA Yashio Minami.

Kisah pilu Junko Furuta terjadi pada akhir 1980-an. Kasusnya, dikenal dengan nama kasus pembunuhan gadis SMA terbungkus beton.

Baca Juga: TEMBUS Total 191.075 Positif, Simak Sebaran Virus Corona DKI Jakarta Senin 4 Januari 2021

Disebut demikian karena tubuh Furuta ditemukan dalam sebuah drum yang berisi ratusan liter semen.

Awal nelangsa Furuta dimulai ketika seorang lelaki bernama Hiroshi Miyano, yang punya reputasi sebagai tukang bully dan memiliki koneksi dengan Yakuza tertarik pada kecantikannya.

Biasanya Miyano dan kawan-kawan menyukai perempuan yang ‘nakal’, suka minum alkohol, merokok, atau pakai narkoba, seperti yang mereka lakukan.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di fixpekanbaru.com dengan judul, Kisah Tragis Junko Furuta, Diperkosa Lebih 400 Kali

Baca Juga: Kebingungan, Bibir dan Wajah Membiru Jadi Gejala Baru Covid-19, Cek Gejala Lainnya

Justru anak baik-baik seperti Furuta akan direndahkan oleh geng seperti itu, namun suatu hari Miyano membuat pengecualian, ia tertarik pada paras Furuta.

Miyano menyatakan cinta, namun Furuta menolak dengan alasan ia sedang tak berminat pacaran.

Selama ini semua siswa di sekolah menaati kemauan Miyano, apalagi kalau bukan karena mereka takut pada teman-teman Yakuza-nya Miyano.

Baca Juga: 10 Ribu Puskesmas Disiapkan Guna Penyaluran Vaksin Sinovac

Miyano dan koneksi Yakuza-nya pamer kekuasaan dengan cara menebar dan mengeksploitasi ketakutan orang lain. Sehingga penolakan dari Furuta membuat Miyano marah besar.

Malam hari pukul 8.30 tanggal 25 November 1988, Furuta pulang dari pekerjaan paruh waktunya dengan menaiki sepeda.

Sayangnya saat itu Miyano dan Nobuharo Minato, kawannya, sedang berkeliaran di Misato untuk merampok dan memperkosa wanita lokal.

Mereka kemudian melihat Furuta yang mengendarai sepeda. Atas perintah Miyano, Minato menendang sepeda Furuta hingga gadis itu terjatuh.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dapat Menurunkan Kolesterol Secara Alami, Ternyata Tomat Salah Satunya!

Minato lalu kabur sementara Miyano berpura-pura baru datang dan menawarkan diri untuk mengantar Furuta pulang.

Furuta tak menolak. Namun ternyata ia diarahkan ke sebuah bekas gudang yang tak jauh dari lokasi jatuhnya sepeda.

Miyano mulai melancarkan ancaman, memamerkan kekuasaan dengan kembali menyinggung koneksinya dengan Yakuza.

Oleh Miyano, Furuta kemudian dibawa ke hotel dan menghubungi dua orang temannya, Jo Ogura dan Yasushi Watanabe.

Minato menyusul, dan keempatnya membawa Furuta ke rumah orangtua Minato di distrik Ayase, Adachi.

Miyano dan ketiga kawannya punya rekam jejak pemerkosaan terhadap perempuan secara beramai-ramai.

Baca Juga: Usaha Terakhir Trump di Pelantikan Biden: Naikkan Harga Sewa Hotel Trump International

Para lelaki itu mengatakan pada Furuta bahwa mereka tahu di mana Furuta tinggal dari buku catatan yang ada di tasnya dan mengancam bahwa Yakuza akan membunuh keluarganya jika dia berusaha kabur.

Pada 27 November, orangtua Furuta mengontak pihak kepolisian karena anaknya tak kunjung pulang.

Di rumah itulah selama kurang lebih 40 hari ke depan Furuta berkali-kali mendapat penyiksaan yang tingkat kekejamannya melewati logika kemanusiaan.

Bukan hanya oleh keempat lelaki itu, tapi teman-teman Yakuza-nya seringkali diundang untuk turut menyiksa Furuta.

Baca Juga: Sidang Praperadilan Habib Rizieq, Polisi Jaga Ketat PN Jaksel hingga Siapkan Baracuda

Laporan resmi pengadilan Jepang mencatat penyiksaan dengan detil yang dinarasikan ulang oleh media massa setempat.

Menurut laporan persidangan kasus ini, Furuta diperkosa sebanyak lebih dari 400 kali secara bergilir oleh para lelaki itu.

Gadis paling populer di sekolah itu bahkan juga dijadikan sasaran kekerasan fisik, seringkali ia dipukuli.

Tubuhnya digantung di atas plafon dan diperlakukan seperti karung tinju dan tak jarang perutnya dihantam barbel.

Oleh para lelaki keji itu, Furuta dibuat kelaparan, tapi ia dipaksa makan kecoak hidup atau meminum urinnya sendiri.

Baca Juga: Drone Bawah Laut China Operasi Mata-mata, Gubernur Sulsel Protes ke Pemerintah China

Beberapa bagian tubuhnya dibakar, seperti ditempeli lilin panas atau dibakar dengan rokok dan korek api.

Bahkan beberapa bagian tubuhnya dimutilasi atau ditusuk jarum jahit.

Dalam kondisi yang demikian brutal, Furuta dipaksa untuk bermasturbasi di depan para pelaku.

Benda-benda asing yang tak masuk akal dimasukkan ke kemaluan dan anusnya sehingga mengakibatkan pendarahan yang hebat.

Beberapa pelaku ditangkap pada akhir Januari 1989 atas kasus pemerkosaan gadis lain.

Baca Juga: Harga Kedelai Tinggi, Tempe Hilang di Pasaran, Kementan: 100 Hari Masa Tanam untuk Panen Kedelai

Pada 29 Maret, setelah interogasi lebih lanjut, mereka mengakui kejahatan yang mereka lakukan terhadap Furuta dan menyeret pelaku lainnya.

Drum berisi tubuh Furuta ditemukan keesokan harinya, pada 30 Maret 1989. Tak lama berselang, pengadilan atas kasus ini dimulai dengan mendatangkan seluruh pelaku.

Namun vonis terhadap pelaku dirasa tidak adil dalam pandangan masyarakat, yang paling ringan adalah hukuman penjara 7 tahun sementara yang terberat 20 tahun.

Hakim kesulitan memenuhi tekanan publik sebab para pelaku masih di bawah umur.

Baca Juga: So Sweet, Bukti Cinta Al pada Andin Siap Bikin Baper Lagi, Malam Ini di Ikatan Cinta 4 Januari 2021

Junko Furuta dimakamkan pada 2 April 1989. Keluarga dan teman-teman dekatnya hadir di sana bersama kesedihan yang mendalam.

Kisah tragis Junko Furuta, gadis paling cantik di sekolahnya, abadi dalam karya seni novel, film, hingga lagu.***(Didi Kurnia/Fix Pekanbaru)

Editor: Yuliansyah

Sumber: Fix Pekanbaru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah