Seorang Bocah Habiskan Rp282 Juta Beli Cincin Virtual di Game Online, Kartu Kredit Ortu Jadi Korban

- 17 Desember 2020, 17:24 WIB
Ilustrasi main game online.
Ilustrasi main game online. /Pixabay/Bokskapet/


ZONABANTEN.com - Entah seperti apa rasanya ketika seorang ibu mendapati anak laki-lakinya menghabiskan ratusan juta rupiah untuk membeli item di game online.

Kejadian ini terjadi di Wilton, Connecticut, Amerika Serikat, ketika Jessica Johnson menemukan sejumlah besar uang telah dikurangkan dari akun Chase-nya oleh Apple dan PayPal.

Pada bulan Juli lalu, ibu yang berprofesi sebagai pialang real estat ini awalnya berpikir bahwa itu adalah kesalahan atau ada penipuan.

Baca Juga: Sebaran Virus Corona Indonesia Hari Ini, Inilah 14 Provinsi dengan Kasus Positif Covid-19 Terbanyak

Namun kemudian, semua kebingungannya itu semakin jelas terungkap.

Hal tersebut terungkap ketika ibu satu anak yang diketahui berusia 41 tahun itu menelepon bank yang bersangkutan dan akhirnya mengajukan klaim penipuan pada bulan Juli.

Pada saat itu, tagihan kartu kreditnya yang mencurigakan telah mencapai $ 16.293,10 atau sekitar Rp232 juta.

Namun baru pada bulan Oktober pihak bank memberi tahu dia bahwa tagihan tersebut sah, dan dia perlu menghubungi Apple.

Baca Juga: Jangan Diusir Apalagi Dibunuh! Ini Sembilan Hewan Kesayangan Malaikat

Setelah dia menghubungi Apple dan melihat daftar tagihan kartu kredit, dirinya pun baru menyadari bahwa uang itu telah dihabiskan oleh putranya yang baru berusia 6 tahun.

Ketika dia melihat ikon Sonic the Hedgehog, dia tahu bahwa game itu yang sering dimainkan oleh anaknya, George.

Sayangnya, pada saat itu, sang ibu sudah terlambat untuk berbuat apa-apa, seperti diberitakan Pikiran Rakyat Depok pada artikel "Habiskan 282 Juta untuk Game Online, Anak Berusia 6 Tahun Bayar Tagihan Pakai Kartu Kredit Orang Tua".

Apple menolak untuk memberikan pengembalian uang, karena dia tidak menelepon selama 60 hari dari tagihan tersebut.

Baca Juga: TURUN, Indonesia Kini di Posisi ke 20, Simak Sebaran Virus Corona Global Kamis 17 Desember 2020

Sebagaimana dikutip Oddity Central, Jessica Johnson mengungkapkan bahwa pihak bank menyebut dirinya sebagai wanita tangguh karena membayar tagihan sebesar itu hanya untuk game online.

Dirinya juga menjelaskan alasan Apple menolak komplain tagihan tersebut, lantaran Jessica tidak menelepon dalam waktu 60 hari sejak ditagih, jadi mereka tidak dapat membantunya.

"Alasan saya tidak menelepon dalam waktu 60 hari adalah karena Chase memberi tahu saya bahwa itu kemungkinan penipuan, bahwa PayPal dan Apple.com adalah penipuan tagihan teratas,” tuturnya.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Akan Diperpanjang hingga 2021, Pastikan Nama Anda Terdaftar

Setelah kejadian tersebut, karena baik, Jessica maupun suaminya tidak mengaktifkan pengaturan pencegahan di akunnya.

George yang berusia 6 tahun tetap dapat menggunakan kartu kreditnya yang ditautkan untuk membeli paket booster senilai ribuan dolar di ponsel favoritnya untuk membeli video game, Sonic Forces.

Dalam permainannya, George mulai membeli cincin virtual seharga $ 1,99 atau Rp28.000, kemudian naik ke cincin virtual emas dengan mendapat koin yang lebih besar senilai $ 99,99 atau Rp1.4 juta.

George membeli cincin virtual tersebut untuk mendapatkan koin, dan dengan koin itu dia gunakan untuk mendapatkan lebih banyak karakter dan fitur yang dia buka dalam permainan.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Akan Diperpanjang hingga 2021, Pastikan Nama Anda Terdaftar

Jessica juga mengatakan, pembayaran tagihan dengan jumlah sebesar itu seperti layaknya seseorang sedang melakukan antrian kokain.

“Jika saya tahu ada pengaturan (pencegahan) untuk itu, saya tidak akan membiarkan anak saya yang berusia 6 tahun mengeluarkan biaya hampir $ 20.000 (Rp282 juta) untuk cincin emas virtual,” ucapnya.

Meski begitu, Jessica tetap menyalahkan Apple dan perusahaan video game tersebut, dengan mengatakan bahwa aplikasi semacam itu bersifat predator, dirancang untuk membuat anak-anak membeli sesuatu.

Baca Juga: Ini Langkah KPK Usut Tuntas Korupsi Bansos Juliari Batubara

Jessica juga mendesak para orang tua untuk memeriksa pengaturan keamanan dan pembayaran mereka.

Dia mengimbau bahwa tindakan pencegahan seperti itu tidak diaktifkan secara default di gadget Apple.

“Orang dewasa mana yang akan menghabiskan $ 100 (Rp1.4 juta) untuk peti koin emas virtual? Anak saya tidak mengerti bahwa uang itu nyata. Bagaimana dia bisa? Dia memainkan permainan kartun di dunia yang dia tahu tidak nyata. Mengapa uang itu nyata baginya? Itu akan membutuhkan lompatan kognitif yang besar,” ujarnya.***(Sitiana Nurhasanah/Pikiran Rakyat Depok)

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah