Kim Jong Un Koma, Saudari Kim Yo Jong Siap Mengambil Alih Pimpinan Korea Utara

24 Agustus 2020, 16:39 WIB
Kim Jong Un /KCNA

 

ZONABANTEN.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan dalam keadaan koma dan adik perempuannya siap mengambil alih kepemimpinan di Pyongyang.

Klaim tersebut yang dilaporkan di media Korea Selatan dibuat oleh Chang Song-Min mantan ajudan mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-Young, beberapa hari setelah Kim menyerahkan beberapa kekuasaan kepada saudara perempuannya Kim Yo-jong.

“Saya menilai dia dalam keadaan koma, tetapi hidupnya belum berakhir,” ujar Chang Song-Min kepada media di Korea Selatan mengutip dari The Australian. 

"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-Jong dikedepankan, karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," katanya seperti dilansir oleh Daily News.

Baca Juga: Kendala sekolah Daring, Tidak Bisa Mengikuti PJJ Siwa Ini Bikin Prihatin Walikota Bogor

Pekan lalu, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Utara mengumumkan bahwa Kim  Jong-Un akan secara bertahap mengalihkan sebagian kekuasaan pemerintahan kepada Kim Yo-Jong untuk meredakan ketegangan meskipun Kim Jong-Un diketahui masih menggunakan kekuasaan absolut.

Kim Jong-Un sempat menghilang selama beberapa minggu di awal tahun ini, memicu spekulasi bahwa dia sakit parah di tengah rumor operasi jantung yang gagal untuk memasang stent.

Desas-desus itu dibatalkan ketika dia terlihat di upacara pembukaan pabrik pupuk di Suchon, 28 km sebelah utara ibu kota negara Pyongyang.

Namun pengamat Korea Utara mengatakan tidak mungkin untuk memverifikasi tanggal kunjungan yang sebenarnya.

Baca Juga: Ini Dia Kesaksian Ehsan, Pria Magelang yang Mengaku Sempat Pindah ke Dunia Lain

"Kepimpinan Kim Jong-un masih mempertahankan otoritas absolutnya, tetapi beberapa di antaranya telah diserahkan sedikit demi sedikit," ujar Yonhap, perwakilan kantor berita Korea Selatan pada hari Kamis, mengutip dinas intelijen nasional Korea Selatan.

"Dia menggeser kekuasaan untuk menghilangkan ketegangan di pemerintahannya dan mencegah kesalahan jika terjadi kegagalan kebijakan," tambahnya.

Kim pekan lalu mengakui ekonomi Korea Utara sedang berjuang menghadapi sanksi AS.

“Ekonomi tidak membaik dalam menghadapi situasi internal dan eksternal yang parah dan berbagai tantangan tak terduga," ujar Kim Jong-un setelah menghadiri pertemuan dengan para pemimpin senior seperti yang dilansir oleh Kantor Berita Pusat Korea.

Dengan demikian pencapaian tujuan untuk meningkatkan perekonomian nasional telah sangat tertunda dan taraf hidup masyarakat tidak banyak meningkat. 

Kim yang telah berkuasa sejak 2011 setelah kematian ayahnya, memecat perdana menteri  setelah melakukan evaluasi implementasi kabinet mengenai kebijakan ekonomi.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: The Australian

Tags

Terkini

Terpopuler