Presiden Sri Lanka Kabur saat Negaranya Alami Krisis Politik dan Ekonomi

13 Juli 2022, 13:15 WIB
Gotabaya Rajapaksa Melarikan Diri dari Negaranya Sri Lanka /Instagram @gotabayar

 

ZONABANTEN.com - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dilaporkan telah kabur dari negaranya beberapa jam sebelum mengundurkan diri dari jabatannya.

Di tengah protes luas atas penanganannya terhadap krisis ekonomi terburuk di Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa bersama sang istri dan dua orang pengawalnya, terbang dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka menuju Male, ibu kota Maladewa.

"Berdasarkan ketentuan Konstitusi dan atas permintaan pemerintah, Angkatan Udara Sri Lanka hari ini menyediakan pesawat untuk menerbangkan presiden, istri, dan dua pejabat keamanan ke Maladewa," kata pernyataan dari Angkatan Laut Sri Lanka pada Rabu, 13 Juli 2022, yang dikutip ZONABANTEN.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Elon Musk Batalkan Pembelian Flatform, Twitter Bakal Serang Balik

Sebelumnya, Rajapaksa mengklaim bahwa dia akan mengundurkan diri pada Rabu, setelah puluhan ribu pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya dan menuntutnya untuk mundur dari jabatannya pada Sabtu, 9 Juli 2022 lalu.

Tetapi sebelum resmi mengundurkan diri, Rajapaksa dilaporkan kabur dan dituduh menghindari kemungkinan ditahan.

Diketahui, Rajapaksa terpilih menjadi Presiden Sri Lanka pada 2019. Sebelum menjabat sebagai presiden, Gotabaya Rajapaksa pernah menjabat sebagai menteri pertahanan dan membantu mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung lama di negara itu.

Baca Juga: Berhubungan Suami Istri Jadi Zina Jika Lakukan Ini, Kok Bisa? Ustadz Abdul Somad: Hati-hati

Kemudian saat menjabat sebagai presiden, Rajapaksa telah melakukan langkah untuk memotong pajak yang menghabiskan pendapatan pemerintah, sehingga negara mulai kehabisan bahan bakar, makanan dan obat-obatan karena tidak mampu lagi mengimpornya.

Dirinya pun dituduh tidak kompeten secara ekonomi, dan opini publik berbalik menentang Gotabaya dan keluarga Rajapaksa yang lebih luas, yang telah mendominasi politik Sri Lanka selama hampir 20 tahun.

Selain itu, Presiden Sri Lanka yang tidak terlihat keberadaannya sejak Jumat, 8 Juli 2022 lalu tersebut, dituduh melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Dia juga memiliki kekebalan dari penangkapan saat menjabat.

Baca Juga: PBB Diperkirakan akan Perpanjang Bantuan ke Suriah Hingga Januari 2023

Sementara itu, sejak Selasa, 12 Juli 2022 kemarin, parlemen Sri Lanka sedang berjuang untuk menentukan siapa kandidat yang tepat untuk berada di pemerintahan dalam pemilihan presiden baru pada Rabu, 20 Juli 2022 mendatang.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler