Putra Mahkota Arab Saudi Minta Turki Tak Ungkit Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Takut Rahasianya Terbongkar?

27 Januari 2022, 21:39 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Minta Turki Tak Ungkit Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Takut Rahasianya Terbongkar? /Instagram/@mbsalsaud1

ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman meminta Turki untuk tidak mengungkit lagi kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Sang Putra Mahkota akan mengajukan permintaan itu saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke Arab Saudi, bulan depan.

Erdogan akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada bulan Februari 2022 mendatang, atas undangan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Mohammed bin Salman diklaim bertujuan untuk meminta Erdogan untuk berjanji akan diam atas kasus kematian Jamal Khashoggi di masa lalu.

Baca Juga: Full Time: Indonesia Vs Timor Leste 4-1, Dua Kali Penalti Dua Kali Gol Bunuh Diri

Selain itu, dia juga akan membujuk media Turki untuk berhenti mengangkat topik tersebut, seperti diklaim Wall Street Journal, dilansir Ahval News.

Ini akan menjadi kunjungan pertama Erdogan ke Kerajaan Arab Saudi sejak pembunuhan jurnalis terkemuka, Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.

Jamal Khashoggi dilaporkan telah dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, yang kemudian memperburuk hubungan kedua negara.

Jurnalis asal Arab Saudi yang sudah menetap di AS dikenal selalu kontra dengan kebijakan pemerintahan Mohammed bin Salman.

Dia diyakini telah dibunuh pasukan khusus Arab Saudi yang diduga diperintahkan oleh sang pangeran, meski dibantah oleh kerajaan tersebut.

Baca Juga: Konflik Masih Panas, Intip Pangkalan Tank Rahasia Terbaik Ukraina Melawan Serangan Rusia

Jenazahnya tak pernah ditemukan, dan Turki menyalahkan pemerintahan Arab Saudi atas pembunuhan itu, meski tidak menyebut nama Putra Mahkota.

Tudingan tersebut mendorong kelompok bisnis di Arab Saudi termasuk Kamar Dagang dan Industri Riyadh untuk menyerukan boikot terhadap produk Turki.

Kini, pertemuan Mohammed bin Salman dengan Erdogan bulan depan akan menawarkan kesempatan untuk menyelesaikan pertikaian diplomatik.

Namun, sang pangeran sepertinya punya niat untuk membungkam Erdogan dan media Turki agar tak lagi mengungkit soal pembunuhan Jamal Khashoggi.

Mohammed bin Salman sendiri pernah secara langsung membantah tuduhan bahwa dirinya yang memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Dia membantah memerintahkan pembunuhan itu, tapi mengaku akan bertanggung jawab penuh atas kasus tersebut.

Baca Juga: CIA Rilis Laporan Terkait Pembunuhan Jamal Khashoggi, Putra Mahkota Arab Saudi Bantah dengan Keras

"Karena itu dilakukan oleh individu yang bekerja untuk pemerintah Arab Saudi," katanya dalam wawancara dengan CBS pada 2019, dilansir Aljazeera.

Mohammed bin Salman diketahui sangat ingin mencegah pengungkapan lebih lanjut dari kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Pada awal Desember 2021, kepolisian Prancis sempat menangkap seorang pria yang diidentifikasi sebagai anggota tim sekunder pembunuh Jamal Khashoggi.

Dia adalah Khaled Aedh al-Otaibi, yang berhasil ditangkap di Bandara Charles de Gaulle, Prancis, atas dasar surat perintah yang dikeluarkan Turki.

Namun, kemudian kepolisian Prancis kemudian menyatakan salah tangkap orang. Meski begitu, Turki percaya pria itu dibebaskan karena alasan politik.

Baca Juga: Heboh! Putra Mahkota Arab Saudi Habiskan Rp214 Triliun Untuk Membangun Resort di Tanah Haram, Ini Alasannya

Salah satu sumber menyebut pejabat Turki telah memastikan data yang mereka berikan kepada Interpol cocok dengan yang dikirim oleh polisi Prancis.

Ini diduga sebagai skenario yang mungkin terjadi agar salah satu pembunuh tidak sampai diekstradisi ke Turki dan diadili di pengadilan terbuka.

Sementara pengadilan Arab Saudi telah menjatuhkan hukuman pada sejumlah orang yang didakwa terlibat pembunuhan Jamal Khashoggi pada Desember 2019.

Terkait kasus pembunuhan brutal itu, Kerajaan Arab Saudi memang telah memberikan jaminan bahwa para pelaku akan menghadapi hukuman berat.

Namun, proses persidangannya telah berlangsung sangat tertutup. Arab Saudi mengumumkan sebanyak lima orang dipenjara dan tiga terdakwa dibebaskan.

Lima orang lain dijatuhi hukuman mati. Namun, diampuni pada Mei 2020 oleh anak-anak Khashoggi dalam perdamaian yang ditengahi Mohammed bin Salman.

Namun, laporan terbaru mengungkap para pembunuh Jamal Khashoggi yang dulu telah dijatuhi hukuman kini malah menikmati kebebasan.

Setidaknya tiga anggota regu pembunuh itu disebut tinggal di villa mewah milik Kerajaan Arab Saudi, dilaporkan The Guardian pada Desember 2021.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Bantah Terlibat, Saksi Mata Sebut Pembunuh Jamal Khashoggi Tinggal Di Villa Kerajaan

Mereka tinggal dan bekerja di akomodasi bintang tujuh dalam kompleks keamanan yang dikelola pemerintah di Riyadh, ibu kota kerajaan tersebut.

Bahkan, mereka juga dapat menggunakan gym dan ruang kerja di lokasi yang dikelola oleh Badan Keamanan Negara Arab Saudi itu.

Informasi ini diungkap sumber yang berbicara dengan dua saksi anggota senior intelijen Arab Saudi, yang mengaku telah melihat orang-orang tersebut.

Kedua saksi mata itu telah mengunjungi kompleks tersebut beberapa kali dalam dua tahun terakhir, dan melihat mereka hidup santai secara normal.

Penampakan tiga orang itu terjadi akhir 2019 dan menjelang pertengahan 2020. Anggota keluarga kerajaan disebut juga sering mengunjunginya.

Identitas ketiganya adalah Salah al-Tubaigy, Mustafa al-Madani dan Mansour Abahussein. Yang pertama satu-satunya nama yang pernah diungkap pengadilan.

Salah al-Tubaigy diyakini sebagai ilmuwan forensik yang memotong-motong jenazah Jamal Khashoggi dalam kasus pembunuhan itu.

Baca Juga: Pentingnya Keamanan Data Pribadi untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Sedang Mustafa al-Madani dan Mansour Abahussein dikenal sebagai perwira intelijen yang dipekerjakan oleh keamanan negara.

Mustafa al-Madani berperan sebagai mayat palsu untuk menciptakan tipu muslihat bahwa Jamal Khashoggi sempat meninggalkan konsulat sebelum dibunuh.

Sedangkan Mansour Abahussein telah dituduh menjadi pemimpin operasi pembunuhan Jamal Khashoggi di Turki tersebut.

Bos mereka, Abdul Aziz bin Mohammed Al-Howairini, juga pernah terlihat bersama beberapa terdakwa, dan sering menggunakan gym di kompleks itu.

Pengunjung, termasuk katering, tukang kebun, teknisi dan anggota keluarga, sering berkunjung kompleks tersebut, menurut sumber intelijen.

Baca Juga: Hwiyoung dan Chani SF9 Ditangkap Akibat Langgar Protokol Kesehatan, Begini Reaksi Agensi

Tidak heran jika persidangan di Arab Saudi sebelumnya secara luas dikutuk sebagai penipuan oleh dunia internasional, terutama Turki.

Sementara Mohammed bin Salman yang dituduh sebagai 'otak' pembunuhan itu, kini tampaknya ingin membungkam Turki yang selama ini aktif menyuarakan keadilan atas Jamal Khashoggi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: The Guardian Aljazeera Ahval News

Tags

Terkini

Terpopuler