Tabligh Akbar Disebut Gerbang Masuknya Terorisme Oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Kok Bisa?

20 Januari 2022, 17:52 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi pernah melarang Tabligh Akbar di negaranya sendiri / Instagram @mohammed_bin_salman_ksa /

ZONABANTEN.com - Tabligh Akbar dilarang Putra Mahkota Arab Saudi dan dicap sebagai gerbang masuknya terorisme, kok bisa? jawabannya bisa ditemukan di artikel ini.

Putra Mahkota Arab Saudi semenjak memperoleh kekuasaan dari sang ayah, memang kerap timbulkan berbagai kontroversi.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman berdalih bahwa semua perubahan itu bertujuan agar negaranya bisa berkembang pesat.

Walaupun sering terkena hujat dari pihak lokal kerajaan maupun lembaga Internasional Raja Mohammed Salman tetap teguh dengan berbagai perubahan besar yang telah ia buat.

Pemerintahan Mohammed bin Salman Bahkan pernah melarang Jamaah Tabligh, sebuah gerakan revivalis Islam transnasional yang berasal dari India.

Dengan alasan kekhawatiran bahwa hal itu menimbulkan "bahaya bagi masyarakat" dan bisa menciptakan "gerbang masuknya terorisme", sebagaimana ZONABANTEN.com kutip dari laman Middle East Monitor pada 20 Januari 2022.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Penjarakan Pria Asing Selama 15 Tahun Gara-gara Unggahan Twitter

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Beli Lukisan Yesus Rp6,4 Triliun! Inilah 4 Koleksi Termahal Mohammed bin Salman

Langkah itu dilakukan ketika Kementerian Urusan Islam kerajaan Arab Saudi meminta jaringan masjidnya, menggunakan khotbah Jumat.

Yang dimaksudkan untuk memperingatkan umat terhadap "penyesatan, penyimpangan, dan bahaya" kelompok tersebut.

Menurut pengumuman Kementerian, afiliasi dengan Jamaah Tabligh dan kelompok partisan lainnya dilarang di Kerajaan dibawah kepemimpinan pangeran Mohammed bin Salman.

Gerakan misionaris Sunni, menegaskan itu adalah kelompok agama dan bukan politik, dengan sekitar 400 juta pengikut di seluruh dunia.

Sementara itu, Juru bicara Inggris untuk sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Jamaah Tabligh, Sameeruddin Qasmi, mengatakan dalam sebuah pesan video bahwa

 "Ini adalah tuduhan besar pada Jamaah Tabligh. Itu tidak ada hubungannya dengan terorisme. Jamaah Tabligh adalah kelompok yang menghentikan terorisme, mengutuk terorisme. dan menolak terorisme." jelasnya.

Baca Juga: Nam Joo Hyuk dan Kim Tae Ri Tampilkan Percintaan Masa Muda di Teaser Terbaru ‘Twenty-Five, Twenty-One’

"Kami tidak mengizinkan siapapun untuk berbicara menentang agama, komunitas, dan negara mana pun. Kami berbicara hanya untuk lima rukun Islam; tidak ada orang kami yang pernah ditemukan terlibat dalam kegiatan teroris apapun," sambung jubir tersebut.

Ulama Islam, Darool Uloom Deoband, di India, menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap larangan otoritas Arab Saudi.

Sebuah pernyataan oleh rektor, Maulana Abdul Qasim Nomani, mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan bahwa gerakan itu hanya peduli dengan penyebaran dien. (keyakinan).

Berita larangan itu disambut oleh partai nasionalis Hindu yang berkuasa di India, BJP, yang pemimpinnya dan Menteri Kesehatan negara itu saat ini, Mangal Pandey, dikutip oleh kantor berita ANI India yang mengatakan, 

"Kami telah melihat bukti keterlibatan Pakistan dalam menjaga dan mempromosikan terorisme,” ungkapnya.

Baca Juga: Aktor Robert Pattinson ‘Twilight’ Dikabarkan akan Membintangi Film Garapan Sutradara Bong Joon Ho

“Demi perdamaian dunia, kami harus menghancurkan semua organisasi yang terkait dengan terorisme. Jadi, kami akan menyambut jika ada negara yang mencoba melenyapkannya,” sambungnya.

Gerakan itu diperkirakan telah dilarang di Arab Saudi selama sekitar 30 tahun, meskipun pertemuan masih berlangsung secara luas. 

Sebagian alasan pelarangan itu adalah karena mereka tidak berhadapan langsung dengan gerakan revivalis mapan kerajaan itu sendiri, yang secara populer disebut sebagai Wahhabisme.

Jamaah Tabligh didirikan di India sebelum pemisahan pada tahun 1926.

Sebagai gerakan kebangkitan agama yang menyerukan umat Islam untuk kembali ke bentuk murni Islam Sunni; sebagian besar pemeluknya mengikuti mazhab Hanafi. ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler