Putra Mahkota Arab Saudi Sebut 2 Negara ini Anut Aliran Islam Garis Keras, Apakah Indonesia Termasuk?

18 Januari 2022, 17:54 WIB
Putra Mahkota Raja Arab Saudi Mohammed bin Salman. /@raja_salman_bin_abdul_aziz

ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi yang menyindir 2 negara menganut aliran garis keras Islam akan dibahas pada artikel ini.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menggambarkan Turki sebagai bagian dari 'segitiga kejahatan' bersama dengan Iran dan kelompok-kelompok Islam garis keras.

Surat kabar Mesir Al-Shorouk melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi juga menuduh Turki mencoba untuk mengembalikan kekhalifahan Islam.

Dimana sistem tersebut sudah dihapuskan hampir satu abad yang lalu ketika Kekaisaran Ottoman runtuh, sebagaimana tim ZONABANTEN.com kutip dari laman Daily Mail pada 18 Januari 2022.

Putra Mahkota pada saat itu, bersikap sama menolak perselisihan negaranya yang telah berlangsung lama dengan tetangga Teluk Qatar.'

Meskipun ia mengakui bahwa itu mungkin berlarut-larut untuk waktu yang lama.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Beli Lukisan Yesus Rp6,4 Triliun! Inilah 4 Koleksi Termahal Mohammed bin Salman

Putra Mahkota menggambarkan perselisihan negaranya yang telah berlangsung lama dengan tetangga Teluk Qatar sebagai hal yang 'sangat sepele'

Dia mengklaim bahwa Arab Saudi telah berhasil menghalangi ambisi regional Iran, menurut media Mesir.

Dalam sebuah wawancara dengan editor surat kabar di Kairo, Mohammed Bin Salman menuduh Ikhwanul Muslimin mengeksploitasi demokrasi di wilayah tersebut.

Dan mengatakan Turki sebagai pelindungnya sedang mencoba untuk menghidupkan kembali kekhalifahan.

Baik Arab Saudi dan Mesir telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Makin Panas! Pemimpin Militer Iran Klaim Keturunan Raja Arab Saudi Adalah Yahudi
Komentarnya yang dilaporkan mencerminkan kecurigaan mendalam Arab Saudi terhadap Presiden Tayyip Erdogan.

Yang berkuasa di Partai, memiliki akar dalam politik Islam dan yang telah bersekutu negaranya dengan Qatar dalam perselisihan dengan Arab Saudi dan beberapa negara Teluk lainnya.

Turki juga telah bekerja sama dengan Iran, saingan berat Arab Saudi di Timur Tengah.

Untuk mencoba mengurangi pertempuran di Suriah utara dalam beberapa bulan terakhir, dan kepala militer Iran dan Turki bertukar kunjungan tahun lalu.

Melansir dari media Al-Shorouk, Pangeran Mohammed bin Salman yang mengatakan 'segitiga kejahatan kontemporer terdiri dari Iran, Turki, dan kelompok agama ekstremis'.

Putra mahkota Arab Saudi berbicara kepada editor surat kabar Mesir selama kunjungan ke Kairo, dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjadi pewaris raksasa pengekspor minyak.

Dia mengatakan perselisihan dengan Qatar bisa berlangsung lama. 

Membandingkannya dengan embargo Amerika terhadap Kuba yang diberlakukan 60 tahun lalu, tetapi mengecilkan dampaknya, menolak emirat teluk sebagai 'lebih kecil dari jalan Kairo'.

Baca Juga: Daftar 27 Pemain Timnas Indonesia dalam FIFA Match Day Januari 2022, Ini Calon Lawan dan Jadwal Pertandingan

Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar Juni lalu.

Dan memutus hubungan penerbangan udara dan pengiriman dengan pengekspor gas alam cair terbesar di dunia, yang merupakan rumah bagi pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu.

Namun, Pangeran Salman mengatakan Qatar tidak akan dilarang menghadiri KTT Arab yang diselenggarakan oleh Arab Saudi.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler