Pemerintah AS Permudah Perempuan Akses Pil Aborsi Tanpa Harus ke Klinik

17 Desember 2021, 14:51 WIB
Ilustrasi pil aborsi /Pexels/Pixabay

ZONABANTEN.com - Pada 16 Desember, pemerintah AS telah mempermudah akses perempuan untuk mendapatkan pil aborsi.

Secara resmi, pil aborsi bisa didapatkan melalui pos, bukan hanya dibagikan secara langsung dari klinik maupun rumah sakit.

Keputusan ini dari Food and Drug Administration (FDA), yang ditujukan untuk hak perempuan melakukan aborsi sesuai putusan Mahkamah Agung tahun 1973 Roe v. Wade, tergantung pada keseimbangan.

Baca Juga: Profil Zendaya Pemeran Mary Jane dalam film Spiderman No Way-Home, Pacar Dari Tom Holland

Pil yang secara umum dikenal sebagai Mifepristone, disetujui untuk digunakan hingga 10 minggu kehamilan, dan terkadang juga diresepkan untuk mengobati perempuan yang mengalami keguguran.

Pil aborsi ini ada dua jenis yang dikonsumsi selama satu sampai dua hari.

Pil pertama adalah Mifepristone, yang fungsinya untuk menghalangi hormon progesteron yang menopang kehamilan.

Sedangkan pil kedua adalah Misoprostol, yang fungsinya menginduksi kontraksi rahim.

Baca Juga: Larangan Mengucapkan 'Selamat' pada Hari Raya Non-Muslim

Menurut Georgeanne Usova, penasihat legislatif senior di ACLU, keputusan FDA ini menjadi kabar baik bagi pasien aborsi dan keguguran yang tak terhitung jumlahnya.

Sebelumnya, akses untuk pembatasan pil melalui pos sudah dilakukan sejak adanya pandemi. Namun cara tersebut belum diresmikan secara permanen.

Keputusan FDA yang dibuat saat ini adalah meresmikan akses pil melalui pos dari sementara menjadi permanen.

Keputusan ini akan meningkatkan akses pil aborsi bagi perempuan di daerah terpencil dan pedesaan tanpa pergi ke klinik atau rumah sakit penyedia terdekat.

Baca Juga: Selena Gomez Hebohkan Penggemar dengan Tato Baru di Punggungnya

Hal ini menjadi solusi bagi perempuan berpenghasilan rendah yang menghadapi hambatan untuk mencapai klinik, seperti kurangnya transportasi dan ketidakmampuan untuk mengambil cuti kerja juga akan mendapatkan akses yang lebih besar untuk mendapatkan pil aborsi.

Bahkan California dan New York telah berusaha untuk mempermudah pil aborsi dapat tersedia bagi perempuan dari negara bagian lain.

Meskipun begitu, perubahan ini tidak selalu mendapatkan respon positif.

Institut Charlotte Lozier dan Susan B. Anthony List, yang mengadvokasi menentang aborsi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan FDA mengabaikan data tentang komplikasi dan menempatkan perempuan pada risiko.

Baca Juga: Tak Butuh Narkoba Lagi, Nia Ramadhani Akui Menyesal

Kelompok-kelompok tersebut meminta FDA untuk tidak melonggarkan atau mempermudah akses, tetapi menambahkan batasan akses.

FDA pun tetap memberikan beberapa batasan, seperti kebutuhan untuk menggunakan apotek bersertifikat dan mengharuskan memberi resep untuk disertifikasi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler