Terungkap! Ini Alasan Banyak Negara Boikot Olimpiade Beijing 2022 Secara Diplomatik

10 Desember 2021, 06:44 WIB
Api Olimpiade ditampilkan di Menara Olimpiade di taman Olimpiade di Beijing, China /Sky News

ZONABANTEN.com - Pelaksanaan Olimpiade Beijing 2022 pada bulan Februari mendatang tengah menjadi polemik tersendiri.

Pasalnya, empat negara yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada dan Australia telah menyatakan boikot diplomatik terhadap Olimpiade musim dingin itu.

Artinya, keempat negara tersebut tidak akan mengirimkan perwakilan diplomatiknya ke Olimpiade yang berlangsung di sekitar Beijing dan provinsi Hebei itu.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada hari Rabu 8 Desember 2021 membenarkan bahwa tidak ada diplomat dari negaranya yang pergi ke Olimpiade Beijing karena boikot ini.

Baca Juga: Ramai-ramai Negara Boikot Olimpiade Beijing 2022, China: Mereka Akan Membayar Harga untuk Kesalahan ini

"Akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri dan pejabat yang diharapkan hadir," tutur Johnson.

AS menjadi negara pertama yang memutuskan untuk tidak mengirim diplomat dan pejabatnya ke Olimpiade Beijing karena adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kekejaman yang mengerikan terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.

Pada hari Rabu, 8 Desember 2022 kemarin, Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan undang-undang untuk melarang impor dari wilayah tersebut karena kekhawatiran tentang adanya kerja paksa.

Meski ada klaim terkait penyiksaan dan kematian di sana, China telah berulang kali membantah tuduhan pelanggaran HAM terhadap penduduk Uighur.

Kasus lain yang menjadi fokus internasional pada masalah HAM di China adalah tentang pemain tenis wanita, Peng Shuai.

Baca Juga: Hilton Bangun Hotel di Bekas Masjid Uighur yang Dihancurkan, Muslim Amerika Serukan Boikot Global

Petenis yang berhasil memenangkan gelar Wimbledon dua kali tersebut mendadak hilang tanpa jejak usai menuduh seorang mantan pejabat tinggi Tiongkok melakukan pelecehan kepada dirinya.

Beberapa hari setelahnya, Australia pun memutuskan untuk mengikuti jejak AS terkait olimpiade Beijing.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa keputusan itu diambil sebagai usaha untuk membuka kembali jalur diplomatik dengan China guna membahas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang erta langkah Beijing melawan impor Australia.

Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menuduh politisi Australia terlibat dalam 'posisi politik'.

Wenbin juga mengatakan bila pihaknya memang tidak pernah berkeinginan mengundang perwakilan Australia ke Olimpiade Beijing 2022.

"Apakah mereka datang atau tidak, tidak ada yang peduli," ujar Wenbin.

Senada dengan AS dan Australia, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengumumkan jika pejabatnya tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing karena persoalan HAM.

Baca Juga: Ramai Tagar '#WhereisPengShuai', Begini Respons Pemerintah Tiongkok

"Sangat prihatin dengan pelanggaran hak asasi manusia yang berulang kali dilakukan oleh pemerintah China," ujar Trudeau pada Kamis 9 Desember 2021.

Trudeau berharap dengan boikot ini, China akan menyadari kekhawatiran negara barat terhadap HAM di Negeri Tirai Bambu itu.

"(Jadi) seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik," lanjutnya.

Sementara Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa Erpa perlu mengadakan pembicaraan bersama mengenai masalah boikot diplomatik Olimpiade 2022.

Baca Juga: Ternyata Ada Tempat yang Tidak Bisa Dilewati Pesawat Loh, Apa Saja Sih?

"Ketika seorang wanita melontarkan celaan seperti itu, itu perlu didengar dalam konteks internasional. Kita perlu mengejar kasus ini dan sampai pada jawaban yang sama," kata Baerbock dalam kunjungan resmi ke Paris hari Kamis, 9 Desember 2021.

Sedangkan Selandia Baru mengatakan bila mereka memang tidak mengirim diplomat karena alasan COVID.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler