Kenapa di Korea Mendapatkan Taksi Saat Malam Hari Susah? Ini Jawabnya

25 November 2021, 08:17 WIB
Taksi dari penyedia jasa platform taksi, KakaoT, diparkir di tempat parkir di Seoul /

 

ZONA BANTEN - Mendapatkan taksi untuk pulang pada malam hari di kota besar, khususnya Seoul terbilang susah.

Seperti yang diungkapkan salah satu warga Seoul bermarga Lee (29).

Melalui aplikasi di dalam perangkat selulernya, Lee memesan taksi untuk pulang setelah berkumpul bersama temannya di daerah Itaewon tepat pada malam hari. Namun, tak ada taksi yang tersedia.

"Saya bersama teman-teman sudah menunggu lebih dari satu jam untuk mencari taksi disekitar, bahkan kami terus mengunduh semua aplikasi pemesanan taksi, tetapi sia-sia," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Open 2021: Daftar Wakil Merah Putih dan Jadwal Babak 16 Besar Hari ini, Kamis 25 November 2021

Karena tak mendapatkan taksi, Lee terpaksa menelpon ayahnya untuk menjemputnya.

Selain Lee, nasib sama juga harus dirasakan Kim Seo Yeon. Wanita kantoran yang berusia 20an ini bekerja di area Distrik Gangnam Seoul.

Ia menghabiskan waktu selama satu jam mencari taksi melalui berbagai macam aplikasi, namun sama hasilnya nihil, tidak ada tanggapan.

Dengan terpaksa, Kim memesan taksi dari aplikasi buatan Ride Hailing Kakao bernama Kakao Taxi Black.

Baca Juga: Daftar Pemain Indonesia dan Jadwal SimInvest Indonesia Open 2021 Babak 16 Besar, Kamis 25 November 2021

"Yaa, Kakao Taxi Black ini jenis taksi premium yang biayanya akan dikenakan dua kali lipat dari tarif reguler. Saya tak punya pilihan lain. Selanjutnya saya akan pulang dalam jam operasional transportasi umum," ucapnya.

Kekecewaan yang dirasakan Lee dan Kim mewakili rasa frustasi masyakarat Seoul dan sekitarnya baru-baru ini.

Sejak 1 November 2021, Seoul telah melonggarkan beberapa aturan, seperti pembatasan jam operasional restoran maupun bar yang sudah dicabut.

Namun, kelonggaran ini menyebabkan banyaknya permintaan taksi di area hiburan malam, seperti Gangnam, Jongno, Hongdae, atau Itaewon, sehingga permintaannya jauh melebihi ketersediaan.

Baca Juga: Jadwal RCTI Hari Ini Kamis, 25 November 2021: Ikatan Cinta dan Blocking Time Tokopedia

Selama seminggu pertama bulan November di Seoul, rata-rata jam sibuk pemesanan taksi akan terjadi pada malam hari antara jam 11 malam.

Hingga waktu 4 pagi lonjakan pemesanan mencapai 28.972 yang berarti meningkat 75% dibandingkan dengan bulan Oktober minggu pertama yang hanya 16.510.

Hal ini bertolak belakang dengan jumlah taksi yang telah menurun dibandingkan sebelum pandemi.

Menurut data dari Konferensi Gabungan Nasional Asosiasi Taksi Korea, jumlah pengemudi taksi di seluruh Korea Selatan bulan September 2021 mencapai 241.721, dari angka tersebut turun 25.468, 9,5% dari Desember 2019.

Baca Juga: Jadwal SCTV, Kamis 25 November 2021: Buku Harian Seorang Istrii dan Tokopedia WIB KPop Awards

Yoo Jeong Whin, profesor Departemen Teknik Sistem Transportasi di Universitas Ajou mengatakan, "Ketika tidak banyak permintaan taksi di saat pandemi, banyak pengemudi taksi mencari pekerjaan ke sektor lain, dan mereka memilih untuk tidak kembali."

"Pengemudi taksi milik swasta yang berjumlah dua pertiga dari total pengemudi juga lebih suka bekerja pada siang hari yang mengakibatkan kurangnya taksi di malam hari," lanjutnya.

Seorang pejabat dari Asosiasi taksi juga menyatakan hal serupa sepeti yang disampaikan Yoo, bahwa banyak pengemudi meninggalkan industri taksi akibat dari permintaan yang menurun dikala pandemi.

Dari hal tersebut, sejak 16 November, Pemerintah Metropolitan Seoul mencabut pembatasan peraturan rotasi tiga hari pengemudi, yaitu memungkinkan para pengemudi bisa terus bekerja tanpa harus mengambil cuti setiap tiga hari.

Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari Ini, Kamis 25 November 2021, Live Indonesia VS Myanmar dan BRI Liga 1

Namun menurut Yoo, langkah itu tidak akan banyak mengatasi kekurangan taksi, karena kemungkinan akan memburuk menjelang libur akhir tahun.

"Pemerintah harus membuat langkah-langkah yang lebih baik, seperti meningkatkan bus di malam hari yang beroperasi di daerah ramai Seoul - pemukiman Provinsi Gyeonggi," ujarnya.

Ia juga menambahkan otoritas transportasi untuk lebih terbuka menyediakan layanan bariu mengatasi ketidakseimbangan dan permintaan di industri taksi.

"Di luar Korea Selatan, pelanggan ditawari berbagai macam pilihan selain taksi konvensional, seperti Uber dan Grab. Namun sayangnya pemerintah Korea terlalu mengatur layanan semacam Uber dan Grab untuk memasuki industri," tutupnya.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Koreatimes

Tags

Terkini

Terpopuler