ZONABANTEN.com - Para pemerhati lingkungan di Amerika mulai menyerukan ancaman boikot terhadap salah satu produsen otomotif ternama dunia, Toyota.
Toyota dianggap sengaja tetap fokus menghasilkan produk mobil konvensional dan hybrid ketimbang membuat kendaraan listrik seperti produsen otomotif global lainnya.
Melansir dari Electrek, Toyota sebenarnya merupakan pioner kendaraan ramah lingkungan di Amerika dengan meluncurkan produk mobil Prius Hybrid pada tahun 1997.
Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, Toyota seolah tutup mata dan malah membiarkan produsen lain menyusul mereka dalam mengembangkan teknologi mobil listrik.
Baca Juga: Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Dikabarkan Resmi Jadi Tersangka KPK, Jumlah Hartanya Jadi Sorotan
Para pemerhati lingkungan di AS mengklaim bahwa Toyota seakan sengaja membiarkan para konsumennya kecanduan dengan mobil konvensional.
Bahkan ada rumor bahwa pabrikan asal Jepang tersebut telah menentang program insentif mobil listrik di AS.
Paul Scott, pendiri kelompok advokasi EV Plug In America yang memimpin upaya boikot Toyota menganggap bahwa Toyota layak diboikot karena membuat konsumen kecanduan bensin.
Baca Juga: Serie A: Libas Sampdoria, Napoli Kokoh di Puncak!
"Saya juga bekerja di dealer EV, meskipun itu bukan Toyota. Karena itu, saya yakin bahwa ini adalah kesempatan terbaik untuk melakukan perubahan, di samping undang-undang federal. Toyota layak diboikot karena mereka membuat kita kecanduan bensin," kata Scott.
Scott juga telah menggelar aksi protesnya di kantor Toyota yang ada di Santa Monica beberapa waktu lalu.
Sekitar 15 kelompok pemerhati lingkungan setempat bergabung guna menandatangani surat yang dilayangkan untuk Toyota.
Dalam surat tersebut, mereka meminta agar dipertemukan dengan presiden dan CEO Toyota Motor Amerika Utara, Ogawa Tetsuo untuk membahas masalah lobi Toyota akan kendaraan listrik.
Baca Juga: Lirik Lagu LOCO dari ITZY, dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Di sisi lain, Toyota menyanggah tudingan dari para pemerhati lingkungan di AS tersebut.
Produsen otomotif asal Jepang tersebut menyatakan bahwa mereka sadar akan risiko masa depan iklim dunia sehingga mendukung penuh rencana pemerintah AS tentang kebijakan mobil listrik.***