Jurnalis di Myanmar Kembali Ditangkap Junta Militer, Tidak Ada Ruang Aman Untuk Pers

22 Agustus 2021, 17:46 WIB
Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. /REUTERS

ZONA BANTEN.com – Pada tanggal 21 Agustus 2021, televisi militer Myanmar, Myawaddy TV melaporkan penangkapan seorang jurnalis. Menurut laporan kejadian ini terjadi pada hari Minggu, 15 Agustus 2021.  

Diketahui sejak kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari lalu, sejumlah aktivitis sampai jurnalis telah ditahan oleh pemerintah militer.

Kali ini seorang kolumnis berita Frontier Myanmar bernama Sithu Aung Myint ditangkap atas tuduhan penyebaran berita palsu dan penghasutan kepada masyarakat.

Selain menjadi kolumnis, Sithu Aung Myint juga bekerja sebagai komentator radio Voice of America (VOA), Htet Htet Khine, dan produser lepas untuk BBC Media Action.

Baca Juga: Update Covid-19 Nasional Hari Ini Minggu 22 Agustus 2021, Data Sebaran Kasus Baru-Aktif 34 Provinsi Indonesia

TV militer Myanmar menyatakan bahwa Sithu Aung Myint telah melakukan kritik atas junta militer Myanmar dan mendesak masyarakat untuk bergabung ke dalam pemogokan kerja.

Sementara itu, media Htet Htet Khine dituduh menyembunyikan Sithu Aung Myint yang diduga bekerja sebagai pendukung Pemerintah bayangan Myanmar.

Di sisi lain, BBC Action selaku media yang menjadi tempat bekerja Sithu Aung Myint juga menyatakan keprihatinan atas kejadian yang menimpa sang jurnalis.

Baca Juga: Dian Sastro dan Nicolas Saputra Ungkap Korupsi Kasus Flu Burung, Sinopsis Aruna dan Lidahnya

Lebih lanjut, BBC Action akan memantau kelanjutan kasus ini di tangan pemerintah militer Myanmar.

“Kami mengutuk keras kondisi penahanan yang sewenang-wenangnya, hal ini mencerminkan kebrutalan yang dilakukan junta militer terhadap wartawan,” ujar Daniel Bastard selaku kepala regional RSF Asia-Pasifik.

Sampai saat ini Myanmar masih mengalami ketidakstabilan baik di bidang pemerintahan, perekonomian, bahkan aktivitas masyarakatnya sendiri.

Demonstrasi dan pemberontakan terjadi di mana-mana. Hal ini juga berbanding lurus dengan pasukan keamanan yang tersebar di seluruh kota.

Baca Juga: Situasi Terkini Bandara Kabul di Afghanistan, Sejak Minggu Lalu Telah Memakan 12 Korban Jiwa

Ditambah lagi menurut Reuters, sekitar 1.000 orang tewas oleh pasukan keamanan. Data ini diambil dari kelompok aktivis yang melacak pembunuhan oleh junta militer.

Selain kekerasan terhadap warga sipil, Myanmar juga sangat vokal terhadap para aktivis maupun jurnalis. Tercatat bahwa militer Myanmar telah mencabut beberapa hak pers media berita di Myanmar.

Bahkan Committee to Protect Journalists (CPJ) pada bulan Juli lalu menyatakan bahwa pemerintah militer Myanmar telah melakukan kriminalisasi kepada media jurnalisme independen.

Sementara Human Rights Watch memberitakan sebanyak 98 wartawan telah ditangkap dan 46 di antaranya ditahan hingga akhir Juli 2021.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler