Mengenal Stiff Person Syndrome, Penyakit Saraf Langka yang Dialami Oleh Celine Dion

- 14 April 2023, 16:38 WIB
 Ilustrasi Stiff Person Syndrome, Penyakit Saraf Langka yang Dialami Diva pop Celine Dion / Ivan Samkov/Pexels
Ilustrasi Stiff Person Syndrome, Penyakit Saraf Langka yang Dialami Diva pop Celine Dion / Ivan Samkov/Pexels /

Menurut rarediseases.org, Stiff Person Syndrome (SPS) adalah gangguan neurologis yang langka dan ditandai oleh kekakuan otot yang berlebihan, terutama di bagian belakang tubuh. Kekakuan ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh seperti punggung, leher, kaki, dan lengan. SPS disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf yang mengontrol otot rangka.

Gejala Penyakit Stiff Person Syndrom

Menurut rarediseases.org, Stiff Person Syndrome (SPS) adalah gangguan neurologis yang langka dan ditandai oleh kekakuan otot yang berlebihan, terutama di bagian belakang tubuh. Kekakuan ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh seperti punggung, leher, kaki, dan lengan. SPS disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf yang mengontrol otot rangka.

Gejala SPS dapat bervariasi, tetapi gejala utama adalah kekakuan otot yang seringkali timbul secara tiba-tiba dan dapat bertahan selama beberapa menit hingga beberapa jam. Kekakuan ini dapat terjadi ketika seseorang bergerak atau ketika mereka terkena stres atau kecemasan. Selain itu, orang yang menderita SPS juga dapat mengalami kesulitan dalam berjalan atau berdiri tegak karena kekakuan otot.

SPS juga dapat disertai dengan gejala lain seperti kecemasan, kesulitan tidur, dan kelemahan otot. Beberapa orang dengan SPS juga dapat mengalami serangan kejang.

Baca Juga: Persiapan Mudik Lebaran, DJSN Himbau Pemudik Tetap Membawa Kartu KIS dan Kartu BPJS Kesehatan

Penyebab Penyakit Stiff Person Syndrom

Penyebab SPS tidak diketahui dengan pasti, tetapi ada kemungkinan bahwa gangguan ini disebabkan oleh faktor genetik atau infeksi virus tertentu yang memicu respons autoimun. Beberapa kasus SPS juga dikaitkan dengan tumor neuroendokrin.

Diagnosis SPS biasanya melibatkan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot. Tes imunologi juga dapat dilakukan untuk mencari tanda-tanda respons autoimun.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid

Sumber: rarediseases.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x