Setelahnya, para penggemar dari kedua tim turun ke lapangan.
Namun, polisi yang hadir untuk menertibkan para penonton melakukannya dengan menembakkan gas air mata.
Hal tersebut disinyalir menjadi penyebab tewasnya ratusan orang yang memadati stadion tersebut.
Penggunaan gas air mata sebetulnya sudah dilarang oleh FIFA dalam aturan mereka.
Hal ini pun juga menjadi sorotan tenaga dan ahli kesehatan. Salah satunya adalah dr. Gerry Adrian Wiryanto.
Dilansir oleh ZONABANTEN.com pada Selasa 4 Oktober 2022 dari kanal YouTube miliknya, yakni 'Dr. Gerry & Miche', Dokter yang biasa praktek di Klinik Prostasia tersebut mengungkapkan kandungan dan bahaya dari penggunaan gas air mata.
Disebutkan oleh dr. Gerry, terdapat beberapa zat yang biasa digunakan dalam produksi gas air mata yang biasa digunakan untuk membubarkan massa. Antara lain Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Bromobenzylcyadine (CA) dan Dibenzoxazepine (CR).
Semua tersebut, menurut dr. Gerry, efeknya sungguh berbahaya dan terasa hanya dalam beberapa detik saja.