Ditambah dengan situasi sosial dan kebudayaan Indonesia, pada akhirnya masyarakat menjadi gagal dalam mengaktifkan pikiran.
Padahal salah satu hal yang dapat mengaktifkan pikiran adalah jika adanya pertengkaran dalam artian beradu pemikiran.
Sayangnya hal ini terkadang tidak disadari oleh kaum milenial dan berpikir bahwa kebajikan kepada orang tua adalah dengan merawat mereka menggunakan fasilitas yang memanjakan ketika masa tua.
Seringkali Milenial juga berpikir bahwa seseorang yang dikatakan sudah tua merupakan orang yang sudah menyelesaikan hidupnya sehingga hanya perlu untuk diasuh.
Padahal manusia tidak pernah berhenti untuk mengaktifkan dirinya sendiri, yang kemudian disebut sebagai kondisi eksistensial manusia.
Memutus kondisi eksistensial manusia kemudian akan berdampak pada hambatan dalam mengambil keputusan.
Sehingga hal demikian seringkali menjadi halangan wadah pemikiran bagi orang tua untuk dapat mencurahkan pemikirannya.
Tersegelnya akses berpikir membuat banyak orang tua menjadi kesulitan untuk survive dalam hidup, padahal makna survive itu sendiri adalah mengambil keputusan.
Tidak hanya itu, berhentinya seseorang dalam memenuhi kondisi eksistensialnya sebagai manusia, terkadang tidak hanya karena adanya halangan akses dalam berpikir, tetapi karena keengganan dalam dirinya untuk berpikir.