Sedangkan saat pulang, jika orang melewati jalan yang sudah dilewati sebelumnya, otak kita sudah lebih familiar dan tak perlu lagi bekerja keras untuk fokus, sehingga persepsi otak manusia terhadap terhadap waktu otomatis terasa lebih cepat pula.
Oleh karena itu, sebuah penelitian di Selandia Baru menemukan bahwa fenomena ini lebih sering terjadi ketika manusia bepergian ke tempat baru yang belum dikenal sebelumnya karena otak kita mencoba lebih fokus.
Sedangkan di tempat yang sudah kita kenal atau lalui tiap hari, peristiwa ini lebih jarang terjadi.
Di Sisi lain ada pendapat yang mengatakan bahwa fenomena return trip effect disebabkan karena saat pergi, pasti manusia memiliki ekspektasi waktu untuk tiba.
Baca Juga: 7 Tanda Saat Seorang Pria Benar-benar Mencintai Anda, Jangan Biarkan Pergi!
Nyatanya saat di jalan pergi seringkali kita menemui banyak hal yang membuat khawatir, menyebabkan orang akan terus mengecek target waktu dan membuat efek psikologis bahwa perjalanan menjadi terasa lebih panjang.
Sebaliknya ketika berada orang berada di perjalanan pulang akan terasa lebih pendek karena orang seringkali tak merasa terbebani lagi dengan ekspektasi waktu untuk tiba di tujuan.***