Fakta Henna: Dari Sekadar Perhiasan, Hingga Simbol Perlawanan

- 25 November 2021, 12:50 WIB
Ilustrasi henna sebagai seni lukis tubuh temporer/MishuHanda/Pixabay
Ilustrasi henna sebagai seni lukis tubuh temporer/MishuHanda/Pixabay /

ZONABANTEN.com – Henna atau di Indonesia lebih dikenal dengan pacar kuku adalah sebuah pewarna dari tanaman dari spesies Lawsonia genus. Henna juga merujuk sebagai seni melukis tubuh temporer yang pewarnanya berbahan dasar tumbuhan.

Dilansir dari Instagram @metras_global, di wilayah Arab, henna biasa digunakan untuk tujuan kecantikan dan kesehatan.

Penggunaannya pada acara pernikahan, merupakan ekspresi dari rasa kebahagiaan.

Namun di samping itu, henna juga memiliki fungsi berbeda, yang memiliki keagungan simbolis dan pengaruh besar. Berikut merupakan fakta tentang henna yang digunakan untuk menentang ketidakadilan politik di wilayah Arab:

Baca Juga: Cara Hilangkan Jerawat Dengan Alami, Cepat dan Murah

1. Memakai Henna sebagai Persiapan untuk Kematian

Sebelum dieksekusi oleh Inggris pada tahun 1930, dua orang martir dari peristiwa Revolusi Al-Buraq mewarnai telapak tangan mereka dengan henna.

Hal tersebut bukan tanpa tujuan. Itu merupakan simbol kebahagiaan mereka yang akan gugur sebagai martir. Mereka terinspirasi oleh pengantin yang mewarnai telapak tangan pada acara pernikahannya.

2. Mewarnai Telapak Tangan Jenazah

Sebagai ucapan selamat tinggal, para ibu di Suriah menghiasi telapak tangan putra mereka yang telah meninggal dalam Revolusi Suriah pada tahun 2012 menggunakan henna.

Baca Juga: Bahaya Menggunakan Kipas Angin Langsung, Simak Penjelasannya

3. Mengolesi Henna Sebagai Simbol Rasa Malu

Selama Pertempuran Boughafer melawan Perancis pada tahun 1933, para wanita Amazigh, etnis asli Afrika Utara di Maroko mengolesi baju para pekhianat perang menggunakan henna dengan tujuan untuk mempermalukan mereka.

4. Memakai Henna Sebagai Penyamaran Dari Musuh

Pada saat Revolusi Aljazair, beberapa pejuang yang teraniaya menyamar sebagai wanita dengan mewarnai seluruh tangan mereka menggunakan henna yang bertujuan untuk mengelabui musuh.

5. Menahan Diri untuk Tidak Menggunakan Henna

Pada saat Revolusi Aljazair pula, para wanita Aljazair menahan diri untuk tidak menggunakan henna hingga orang tercintanya kembali.

Dan pada tahun 2019, para wanita di Sudan menahan diri untuk tidak menggunakan henna sebagai bentuk solidaritas kepada ibu para martir.

Baca Juga: Bantu Lindungi Jatung, Ini Dia Daftar Makanan Rendah Kolesterol yang Bisa Jadi Referensi Sehari-Hari

6. Henna sebagai Resistensi dari Ketiadaan

Saat dipindahkan secara paksa, orang-orang Palestina bersumpah untuk mewarnai dinding rumah mereka menggunakan henna ketika nanti mereka kembali, sebagai bentuk resistensi dari ketiadaan.

“Demi Tuhan, rumahku. Jika kita kembali seperti sedia kala, aku bersumpah akan mengecatmu menggunakan henna,” ujar mereka.

Itulah beberapa fakta tentang henna yang menjadi bagian dari perlawanan politik di wilayah Arab. Hal tersebut menunjukkan bahwa henna bukan hanya sekadar sebagai perhiasan, namun juga berperan sebagai simbol perlawanan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Instagram @metras_global


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah