Gangguan Menstruasi Ditambahkan ke Daftar Efek Samping Vaksin COVID-19

- 11 Oktober 2021, 10:51 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19 AstraZeneca Beserta Alat Lainnya/Unsplash/Mika Baumeister
Ilustrasi Vaksin COVID-19 AstraZeneca Beserta Alat Lainnya/Unsplash/Mika Baumeister /

ZONABANTEN.com - Korea Selatan akan menambahkan gangguan menstruasi ke daftar efek samping yang dapat dilaporkan setelah vaksinasi COVID-19.

Menurut laporan audit parlemen pada Kamis, 7 Oktober 2021 dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Badan kesehatan nasional mengatakan dalam menanggapi Rep. Kang Sun-woo dari komite kesehatan dan kesejahteraan Majelis Nasional.

Bahwa mereka akan membuat kategori terpisah untuk gangguan menstruasi dalam sistem pelaporan kejadian buruk vaksinnya.

Baca Juga: Australia Secara Bertahap Mulai Membuka Negaranya, Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Tetapi penambahan ini tidak berarti bahwa ketidaknyamanan, keterlambatan atau gangguan menstruasi pasca-vaksinasi yang dilaporkan terkait dengan vaksin.

Atau bahwa mereka akan memenuhi syarat untuk kompensasi pemerintah, kata badan tersebut dalam menanggapi pertanyaan pers.

Laporan pertama di Korea tentang perdarahan intermenstruasi setelah vaksinasi muncul pada Maret diantara perawat yang menerima vaksin AstraZeneca.

Masalah tersebut mulai mendapat perhatian setelah peningkatan yang tidak proporsional dalam laporan perubahan menstruasi, saat peluncuran diperluas ke masyarakat umum pada Agustus.

Beberapa petisi yang menyerukan penyelidikan terhadap kemungkinan dampak vaksin pada periode telah diposting di situs web kepresidenan sejak itu.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Infeksi Covid Alami pada Sel B Hasilkan Respon Imun Sekunder yang Lebih Kuat dari Vaksin

Menurut database resmi, terdapat 712 laporan perdarahan antar siklus setelah vaksinasi COVID-19.

Tetapi ketidakteraturan menstruasi setelah vaksinasi mungkin tidak dilaporkan.

Karena hingga saat ini diperlukan proses khusus untuk menyerahkan laporan, tentang peristiwa apa pun yang tidak termasuk dalam daftar peristiwa yang dapat dilaporkan setelah vaksinasi.

Pada 30 Agustus, Institut Kesehatan Nasional AS mengumumkan bahwa mereka mendedikasikan $1,67 juta atau sekitar Rp23.714.918.500,00.

Untuk meneliti hubungan potensial antara vaksinasi COVID-19 dan menstruasi yang tidak normal. ***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Herald Korea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x