Waspada! Gangguan Tidur Dapat Tingkatkan Risiko Stroke

- 7 Januari 2021, 11:10 WIB
Ilustrasi ganguan tidur
Ilustrasi ganguan tidur /

ZONABANTEN.com - Waspada! Gangguan Tidur Dapat Tingkatkan Risiko Stroke

Yap, gangguan tidur atau somnipati banyak dialami orang di Indonesia.

Macamnya juga beragam, mulai dari insomnia, sleep apnea, sindrom kaki gelisah, dan lain-lain.

Beberapa orang menganggap hal ini merupakan hal yang biasa.

Baca Juga: Terungkap! Begini Cara Mudah Atasi Asam Lambung Naik, Salah Satunya Kunyah Permen Karet

Malah sebagian cukup menikmati gangguan ini dengan memanfaatkannya untuk kumpul dengan teman atau menikmati aktifitas malam lainnya.

Padahal, hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh.

Disadari atau tidak, gangguan tidur juga dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.

Baca Juga: 9 Fakta Zhong Shanshan Orang Terkaya Keenam Dunia, Sempat Putus Sekolah dan Jadi Pegawai Konstruksi

Dilansir dari Boldsky, orang dengan gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea atau gangguan tidur yang lain lebih cenderung mengalami stroke atau masalah pemulihan setelah mengalaminya daripada mereka yang tidur nyenyak, kata sebuah penelitian.

Penemuan ini menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami stroke atau stroke ringan, yang disebut serangan iskemik transien, diskrining untuk gangguan tidur.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di ringtimesbanyuwangi.com dengan judul, Gangguan Tidur Meningkatkan Risiko Stroke, Jangan Lagi Begadang

Baca Juga: Astaga, Ternyata Ini Alasan Jisoo BLACKPINK Tidak Boleh Minum Alkohol Oleh Member Lainnya 

Umumnya orang yang mengalami gangguan tidur kurang istirahat. Sehingga tubuh juga bekerja lebih keras untuk tetap terjaga.

Metabolisme tubuh juga terganggu karena kurangnya waktu untuk regenerasi tiap-tiap organ dalam tubuh akibat gangguan tidur.

Selain itu, juga membuat kesehatan menurun dan rentan terkena penyakit.

Baca Juga: 8 Aplikasi China Diblokir AS, Termasuk Alipay dari Alibaba Milik Jack Ma

Hal ini juga menyangkut predaran darah yang menjadi tidak lancar. Puncak kemungkinan terburuknya adalah dapat berisiko terkena stroke.

“Gangguan tidur umum terjadi setelah stroke," kata penulis studi Dirk Hermann dari University Hospital Essen di Jerman.

“Karena orang dengan gangguan tidur lebih mungkin mengalami stroke atau hasil negatif lainnya daripada orang tanpa masalah tidur.”

Baca Juga: Spekulasi 2 Bulan Jack Ma Menghilang, Begini Kabar Terbaru Sang Miliarder China

Penemuan yang dipublikasikan online di jurnal Neurology ini didasarkan pada tinjauan pustaka.

Untuk tinjauan pustaka, para peneliti memeriksa lusinan studi yang melihat hubungan antara gangguan tidur dan stroke.

Gangguan tidur umumnya terbagi dalam dua kategori - gangguan pernapasan saat tidur dan gangguan tidur bangun.

Baca Juga: Daftar Eksekusi Mati Paling Kejam ala Kim Jong-un, Salah Satunya Dibakar Hidup-hidup

Masalah pernapasan saat tidur seperti sleep apnea mengganggu pernapasan saat tidur.

Gangguan tidur bangun seperti insomnia dan sindrom kaki gelisah memengaruhi jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidur.

Tinjauan tersebut menemukan bukti yang menghubungkan masalah pernapasan saat tidur dengan risiko stroke dan pemulihan.

Baca Juga: Pantas Jadi Sengketa, Laut China Selatan Kaya Mineral Tambang, Prediksi Ada 213 Miliar Barel Minyak

 “Gangguan tidur -bangun juga dapat meningkatkan risiko stroke dan membahayakan pemulihan, meski hanya ada sedikit bukti yang membuktikannya,” kata para peneliti.***(Shofia Munawaroh/Ringtimes Banyuwangi)

Editor: Yuliansyah

Sumber: Ringtimes Banyuwangi (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah