Inilah Alasan Mengapa Seseorang Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial, Awas Kecanduan!

- 16 Desember 2020, 21:53 WIB
Inilah Alasan Mengapa Seseorang Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial, Awas Kecanduan!
Inilah Alasan Mengapa Seseorang Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial, Awas Kecanduan! /Tracy Le Blanc/Pixels/

ZONABANTEN.com - Bagi sebagian besar orang, melakukan scrolling media sosial bisa menjadi kebiasaan yang cenderung adiktif.

Banyak yang akhirnya tanpa sadar telah menghabiskan banyak waktu hanya untuk melakukan scrolling media sosial.

Bahkan diperkirakan bahwa orang Indonesia menghabiskan waktu kurang lebih sebanyak 8 jam untuk bermain media sosial. Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa kecanduan ­gadget atau media sosial telah merambah ke berbagai kalangan usia pengguna internet.

Baca Juga: 3 Cara Mengawetkan Daging Ayam Tanpa Kulkas, Bisa Tahan Dua hingga Tiga Bulan Lho!

Fenomena scrolling tanpa batas atau infinite scrolling telah menjadi banyak terjadi di hampir setiap pengguna berbagai platform media sosial. Hal ini dipengaruhi oleh rancangan pengembang platform yang memang memanjakan penggunanya dengan desain aplikasi yang adiktif.

Pengguna terus dibuat penasaran terhadap postingan atau konten-konten yang akan muncul.

Logaritma yang acak atau terkadang dibuat menyesuaikan minat pengguna seringkali juga mempengaruhi intensitas scrolling pengguna media sosial.

Baca Juga: Ini Tanda-tanda 'Delirium' Gejala Baru Covid-19, Diantaranya Alami Mood Swing, Berhalusinasi

Baca Juga: Presiden Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Akan Diberikan Secara Gratis Kepada Masyarakat Indonesia

Kecenderungan ini akan mengarah pada mindless scrolling atau menggulir tanpa berpikir. Kita akan terus-menerus menggulir media sosial tanpa pikir panjang demi memenuhi kebutuhan rasa penasaran kita terhadap postingan-postingan yang akan muncul.

Itu semua karena terdapat proses kimia yang terjadi dalam otak kita. Dopamin adalah zat kimia dalam otak kita yang dilepaskan setelah perilaku mencari kesenangan dan hadiah dan itu menyebabkan kita menginginkannya lagi.

Hal yang sama terjadi ketika kita mendapatkan rangsangan sosial yang positif alias ketika kita mendapat sedikit hadiah atau kesenangan dari menggulir media sosial kita, seperti melihat jumlah suka atau pemberitahuan yang menumpuk.

Baca Juga: Grup Band K-Pop Super Junior Ungkapkan Keinginan Bertemu Presiden Jokowi

Selain itu, ketakutan untuk ketinggalan berita terbaru atau yang sempat populer dengan istilah fear of missing out juga mendorong seseorang untuk terus aktif di sosial media.

Dibandingkan dengan platform media resmi seperti newsroom, seseorang cenderung merasa lebih mudah menemukan berita terbaru melalui media sosial.

Mudahnya akses internet dan semakin banyaknya orang yang memiliki gadget membuat berbagai informasi lebih mudah tersebar dalam waktu singkat. Seseorang dapat dengan mudah mengetahui apa yang sedang trending melalui tagar di Twitter atau melalui keyword di mesin pencarian.

Maka kita sebagai pengguna sebaiknya lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial. Membatasi waktu bermain media sosial dan mengalihkannya untuk kegiatan yang lebih positif dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: LifeHack


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x