Peneliti Ungkap Angka Kematian COVID-19 Tiga Kali Lebih Tinggi, Capai 18 Juta Orang!

13 Maret 2022, 14:44 WIB
Ilustrasi Covid-19/ /Pixabay / Geralt

ZONABANTEN.com - Jumlah kematian global yang sebenarnya dari COVID-19 mungkin tiga kali lebih tinggi dari angka resmi yang ditunjukkan, menurut sebuah laporan jurnal pada hari Jumat.

Berdasarkan studi yang dilakukan peer-review, diperkirakan bahwa ada lebih dari 18 juta orang telah meninggal karena pandemi.

Minggu ini, angka total kematian resmi akibat COVID-19 melampaui 6 juta orang sejak munculnya virus corona SARS-CoV-2 pada akhir 2019.

Baca Juga: Update Covid-19 Global : Waduh! Omicron Disebut Lebih Mematikan dari Flu

Selama andemi, banyak penelitian dan organisasi memperkirakan angka kematian di masing-masing negara, termasuk Amerika Serikat lebih banyak dari angka resmi yang dikeluarkan.

Untuk mengetahui dampak dari pandemi, para peneliti telah beralih ke data kematian yang bergantung pada perbandingan catatan kematian selama periode waktu tertentu dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam laporan jurnal terbaru yang diterbitkan di Lancet pada hari Jumat, mengatakan bahwa penelitian mereka adalah studi peer-review pertama yang mencoba mengukurnya dalam skala global.

Pada 31 Desember 2021, mereka memperkirakan bahwa ada 18,2 juta kematian yang disebabkan oleh pandemi.

Angka tersebut jauh lebih banyak dari 5,9 juta kematian resmi yang tercatat pada saat itu, tetapi tidak di setiap negara berlaku seperti itu.

Baca Juga: Update Covid-19 Global : Deltacron, Varian Baru Covid-19, Apakah Berbahaya? Begini Penjelasannya

India mengalami lebih dari 4 juta kematian, studi menemukan dengan sebagian besar berasal dari varian Delta tahun lalu.

AS lebih dari 1 juta kematian, sama seperti Rusia, Meksiko 798.000 kematian, Brasil 792.000 kematian, dan Indonesia 736.000 kematian.

Sebaliknya, beberapa negara seperti Islandia, Australia, dan Singapura mengalami kematian lebih sedikit dari yang diperkirakan selama pandemi.

Data kematian menunjukkan bahwa COVID-19 lebih mematikan di tempat lain. Tingkat kematian tinggi terlihat di beberapa bagian Amerika Latin, Eropa Tengah, dan Afrika sub-Sahara Selatan, dan beberapa negara bagian AS Selatan.

Di banyak negara itu, sebagian besar dari jumlah kematian kemungkinan karena pencatatan yang buruk dan beberapa ahli berspekulasi bahwa pemerintah dengan sengaja mencoba mengecilkan jumlah korban pandemi.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 di Korea Selatan Makin Melonjak Tinggi, Capai 380 Ribu

“Perkiraan kami tentang kelebihan kematian COVID-19 menunjukkan dampak kematian dari pandemi COVID-19 lebih dahsyat daripada situasi yang didokumentasikan oleh statistik resmi,” tulis penulis penelitian, dikutip ZONABANTEN.com dari situs Gizmodo.

Data dari negara-negara termasuk Swedia menunjukkan bahwa sebagian besar dari kelebihan kematian ini dapat secara langsung dikaitkan dengan infeksi dari virus corona, menurut para peneliti.

Tetapi setidaknya beberapa kematian mungkin disebabkan oleh tren yang secara tidak langsung digerakkan oleh pandemi, seperti serangan jantung fatal yang tidak akan terjadi jika orang mengunjungi dokter secara teratur seperti sebelum pandemi.

Baca Juga: Benarkah COVID-19 Dapat Menyebabkan Penyusutan Otak? Simak Penjelasan Berikut!

“Penelitian lebih lanjut dan peningkatan ketersediaan data penyebab kematian akan sangat penting untuk membedakan proporsi kelebihan kematian yang secara langsung disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2,” tulis para peneliti.***

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: Gizmodo

Tags

Terkini

Terpopuler