Simak Cara Kerja PCR 0+ untuk Identifikasi Virus COVID-19 Varian Omicron

6 Februari 2022, 10:54 WIB
Ilustrasi Cara Kerja Identifikasi Virus /ANTARA/Pexels

ZONABANTEN.com – Dilansir dari Antara, Ahli Virologi sekaligus Direktur Laboratorium KalGen Innolab, Andi Utama, Ph.D, menerangkan bahwa virus merupakan makhluk hidup.

Karena virus juga dapat berkembang biak dan memiliki naluri bertahan hidup termasuk virus COVID-19 varian Omicron yang lagi berkembang kini.

Selagi ada tempat untuk berkembang biak, virus yang sangat bergantung pada inangnya selalu berevolusi melalui mutasi.

Baca Juga: Jimin BTS Kena Usus Buntu! Simak Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya Menurut Dr. Daniel Bramantyo

“Selama virus itu mempunyai kesempatan berkembang biak, maka proses mutasi itu akan terus terjadi. Apalagi, material genetik dari virus ini adalah RNA, di mana mutasi RNA jauh lebih cepat daripada DNA,” ujar Andi dalam pernyataan ke media pada hari Minggu.

Ia menyatakan, ada bermacam mutasi, yakni yang menguntungkan si virus maupun yang merugikannya.

Bila mutasi tersebut kurang menguntungkan, maka virus akan hilang.

Sementara varian omicron adalah hasil mutasi yang berhasil bertahan untuk kepentingan dari virus itu sendiri.

Baca Juga: Elche dan Mallorca Kian Jauh dari Zona Degradasi, Usai Menangi Laga Kandang dalam Liga Piala Raja

Proses identifikasi pun tidak sederhana.

Konsep dasar dari pengembangan mengidentifikasi virus karena objeknya adalah material genetik, maka ada dua cara yang bisa dilakukan.

Pertama, mencari bagian virus yang unik spesifik yang mendekati SARS-CoV-2.

Kedua, memilih daerah yang tidak mudah berubah (lestari).

Kecanggihan peralatan teknologi, termasuk bioinformatics, sangat berperan dalam membantu mendeteksi varian omicron.

Terdapat perangkat lunak atau software yang mampu menjejerkan ratusan ribu data genom virus dan mencari bagian genom yang lestari.

“PCR mendeteksi bagian-bagian kecil yang spesifik.

Baca Juga: Menurut Pakar Kesehatan, Varian Omicron Cepat Menyebar Tetapi Gejala Ringan

Bila WGC (Whole Genome Sequencing), mengidentifikasi semua genom virus yang konsekuensinya perlu waktu lama dan biaya besar.

Namun untuk menentukan itu varian apa, hasilnya oke.

Bila PCR, hanya mencari bagian lestari dengan bagian tertentu yang dipilih,” sebutnya.

Ia yang lulusan dari Jepang dan pernah melaksanakan penelitian di Department of Virology 2, National Institute of Infectious Disease itu lantas menjelaskan bahwa ada dua metode untuk mendeteksi varian omicron.

Keduanya berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2021.

Baca Juga: Tentang KDRT, Kemenag Tegaskan Hal itu Tidak Bisa Dibenarkan

“Pertama, STGF (S-Gene Target Failure), konsepnya mencari Gen S yang tidak dapat diidentifikasi karena dari awal dibuatkan desain untuk virus asli.

Dalam hal ini, akan ada kemungkinan varian lain selain omicron,” sebutnya.

Pendekatan lainnya ialah SNP (Single Nucleotide Polymorphism), yang langsung menjadikan titik mutasi sebagai target, maka sangat mendekati varian omicron.

Metode ini dilaksanakan di KalGen Innolab, salah satu anak usaha Kalbe Farma yang bergerak di bidang pemeriksaan diagnostik, bekerja sama dengan Toyota Tsusho Corpotation dan Health Scientific Intitute di Jepang.

“Metode kedua itu (SNP) kami sebut dengan PCR O+. Sudah menyasar atau lebih spesifik karena sudah kami targetkan”.

Baca Juga: Update Covid-19 Global Hari Minggu 6 Februari 2022: Total 5,7 Juta Kematian, 75 Juta Kasus Aktif

“ Sebagai tambahannya, kami menggunakan tiga gen original, maka memperkecil kemungkinan kekeliruan. Tetapi saya tekankan, kami sepakat bahwa gold standard untuk memastikan semua itu adalah WGS,” paparnya.

“Sebelum memutuskan memakai kit mana saja, kami mempelajari dulu, melihat datanya, konsistensi datanya”.

“Kebetulan, kit yang kita pilih itu memiliki data yang sudah dibandingkan dengan WGS. Jadi, memperlihatkan data 100 persen dan cukup konsisten dalam menduga suspek omicron,” tambahnya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler